Image default
Headline Internasional Pangan

Bank Dunia: Krisis Pangan, Jutaan Orang Terancam Masuk ke Kemiskinan Ekstrem

 

Bank Dunia: Krisis Pangan,

Jutaan Orang Terancam Masuk ke Kemiskinan Ekstrem

BIKINRILIS.COM — Bank Dunia menyatakan kekhawatirannya pada kondisi pangan dunia dalam laporan mereka yang dipublikasikan di website World Bank pada 15 Agustus 2022, tentang Food Security Update (perkembangan ketahanan pangan). Rekor harga pangan yang tinggi telah memicu krisis global yang akan mendorong jutaan orang lagi ke dalam kemiskinan ekstrem, serta memperbesar kelaparan dan kekurangan gizi.

Bank Dunia menegaskan bahwa tekanan terhadap kondisi pangan tersebut untuk sementara mengancam hasil pembangunan ekonomi yang telah diperoleh secara susah payah di banyak negara. Kondisi pangan yang terpuruk akibat perang di Ukraina, gangguan rantai pasokan, dan berlanjutnya kejatuhan ekonomi akibat pandemi COVID-19, telah membalikkan kemajuan pembangunan selama bertahun-tahun dan mendorong harga pangan ke level tertinggi sepanjang masa.

Bank Dunia juga mencatat, naiknya harga pangan memiliki dampak yang lebih besar pada orang-orang di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, karena mereka membelanjakan bagian yang lebih besar dari pendapatan mereka untuk makanan, dibandingkan orang-orang di negara-negara berpenghasilan tinggi.

Bank Dunia melaporkan, Inflasi harga pangan domestik tetap tinggi di seluruh dunia. Pada periode April dan Juli 2022 menunjukkan inflasi yang tinggi di hampir semua negara berpenghasilan rendah dan menengah; 92,9% negara berpenghasilan rendah, 92,7% negara berpenghasilan menengah ke bawah, dan 89% negara berpenghasilan menengah ke atas telah mengalami tingkat inflasi di atas 5%. Sebagian besar dari negara tersebut mengalami inflasi dua digit. Pangsa negara-negara berpenghasilan tinggi dengan inflasi tinggi juga meningkat tajam, dengan sekitar 83,3% mengalami inflasi harga pangan yang tinggi.

Pada 11 Agustus 2022, Indeks Harga Pertanian adalah 1% lebih tinggi dari dua minggu sebelumnya. Harga jagung dan gandum 2% lebih tinggi dibandingkan Januari 2022, sementara harga beras sekitar 6% lebih tinggi. Dibandingkan dengan rata-rata Januari 2021, indeks harga jagung dan gandum 20% lebih tinggi. Namun, indeks harga beras 16% lebih rendah Dibandingkan dengan rata-rata Januari 2021.

 

Baca Juga:

Indonesia Dihargai Dunia, Sebagai Negara dengan Sistem Ketahanan Pangan Tangguh

Jamin Ketahanan Pangan, SI JAM PANG Beraksi

 

Akibat Perang Ukraina

Menurut Outlook Pasar Komoditas April 2022 Bank Dunia, perang di Ukraina telah mengubah pola perdagangan, produksi, dan konsumsi komoditas global dengan cara yang akan menjaga harga pada tingkat historis tinggi hingga akhir 2024. Kondisi itu akan memperburuk kerawanan pangan dan inflasi.

Menyusul dimulainya perang di Ukraina, kebijakan terkait perdagangan yang diberlakukan oleh negara-negara telah melonjak. Krisis pangan global sebagian diperburuk oleh semakin banyaknya pembatasan perdagangan pangan yang diberlakukan oleh negara-negara dengan tujuan meningkatkan pasokan domestik dan menurunkan harga. Hingga 11 Agustus 2022, setidaknya 23 negara telah menerapkan 33 larangan ekspor makanan, dan setidaknya tujuh negara telah menerapkan 11 langkah pembatasan ekspor.

 

Baca Juga:

Beras Terdeteksi Aman di Rumah Tangga, Survei Beras Antisipasi Krisis Pangan Dunia

Porang Bisa Gantikan Beras

 

Paling Parah

Pada Juni 2022, jumlah orang yang rawan pangan akut – yang aksesnya ke pangan dalam jangka pendek telah dibatasi, hingga nyawa dan mata pencaharian mereka terancam – meningkat menjadi 345 juta di 82 negara menurut WFP. Selain itu, WFP dan FAO memperingatkan bahwa kerawanan pangan akut dapat memburuk di 20 negara atau wilayah selama Juni hingga September 2022.

Survei telepon cepat yang dilakukan oleh Bank Dunia di 85 negara menunjukkan sejumlah besar orang kehabisan makanan atau mengurangi konsumsinya dalam dua tahun pertama pandemi COVID-19. Pengurangan asupan kalori dan gangguan nutrisi mengancam upaya pengentasan kemiskinan dan kesehatan serta dapat memiliki dampak jangka panjang pada perkembangan kognitif anak-anak. (*)

 

Related posts

Tren Dampak Covid – 19 Menurun, Tingkat Kematian Luar Jawa dan Bali Sepertiga Kasus Nasional

dadali

Terus Bertahan dari Gempuran Rusia, Ukraina Melamar Jadi Anggota Uni Eropa

dadali

Ridwan Kamil, Berburu Oksigen Hingga Luar Jawa

dadali
Select your currency
USD Dolar Amerika Serikat (US)