Image default
Mencari Kerja

Berdayakan UMKM Hingga Mengekspor, Bank Hadapi 5 Tantangan Ini

Berdayakan UMKM Hingga Mengekspor,

Bank Hadapi 5 Tantangan Ini

Pengembangan segmen usaha mikro, kecil, dan menengah atau UMKM terus menjadi fokus utama untuk meningkatkan akselerasi pemulihan kinerja ekonomi. Namun, perbankan sebagai salah pendukung UMKM, terutama dalam pembiayaannya, menghadapi 5 tantangan dalam mendorong UMKM agar naik kelas menjadi eksportir.

Kelima tantangan tersebut adalah tata kelola manajemen, transaksi keuangan digital, ekses teknologi, informasi serta pengetahuan, dan akses pasar yang hanya bergantung pada permintaan lokal. Namun, perbankan memiliki strategi jitu untuk menghadapi kelima tantangan tersebut.

Strategi yang dilakukan perbankan tersebut diungkapkan oleh Senior Executive Vice President Divisi Digital PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) Rian Eriana Kaslan di Jakarta, Selasa (16 November 2021).

Menurut Rian, BNI berkomitmen untuk terus mengelaborasi segmen bisnis UMKM ini dengan menerapkan program pemberdayaan hingga pendampingan menembus pasar global. “BNI pun terus mengoptimalkan potensinya dengan meluncurkan berbagai inovasi dan program. Hal ini pula yang membuat kredit UMKM BNI pada kuartal ketiga tahun ini naik signifikan 14,7% secara tahunan menjadi Rp 93,2 triliun. Komposisi kredit UMKM pun telah naik menjadi 16% dari periode sama tahun lalu 14,8%,” katanya.

Baca juga:

Pesan Jokowi: Berdayakan UMKM dan Mitigasi Iklim, Maka Aman Semuanya

Oleh karena itu, BNI memiliki program pendampingan UMKM paling lengkap yakni dari pemberdayaan hingga ekspor. Pada tahap Pertama, BNI membantu pelaku mikro potensial dengan program CSR, baik berupa bantuan pelatihan hingga modal kerja. Jika tahap Pertama ini berlangsung baik, tentunya nasabah mikro tersebut akan langsung direkomendasikan untuk mendapat pembiayaan murah yakni Kredit Usaha Rakyat (KUR). Inilah tahap Kedua.

“Pada tahap ini, BNI juga tak sekadar menyalurkan. Kami memberi pelayanan inovatif, mudah, dan efisien dengan bantuan digital. Mereka bisa melakukan pengajuan KUR melalui telepon genggamnya,” sebutnya.

Selanjutnya, Rian mengatakan pelaku UMKM yang berhasil mandiri akan diarahkan untuk mendapat pembiayaan non-KUR. “Tentunya produk pembiayaan BNI sudah sangat kompetitif. Kita juga tahu bersama bahwa suku bunga sudah turun. Kami juga memiliki dana murah yang kuat yang terus kami usahakan transfer kepada para nasabah UMKM,” sebutnya.

Upaya lebih terdepan adalah BNI sebagai bank milik pemerintah yang diberi tugas untuk mencari ceruk pasar di luar negeri secara aktif mendorong pelaku UMKM go global. Tentunya ini juga merupakan satu upaya kami juga untuk menaik kelaskan nasabah UMKM. Terlebih, pasar internasional memiliki permintaan kuat sehingga menjadi peluang besar untuk meningkatkan kinerja secara eksponensial.

“Kami punya program bernama BNI Xpora yang memang ditujukan mendorong UMKM. Kami punya cabang luar negeri di 6 negara, dan kami aktif memberi pelatihan dan pendampingan kepada nasabah UMKM kami,” imbuhnya.

Di luar itu, Rian menyampaikan BNI juga aktif mendorong pelaku UMKM mengurangi penggunaan tunai. Dengan meningkatnya kinerja, risiko penggunaan uang tunai justru membuat cash handling lebih berisiko.

“Ini juga sebenarnya visi dari bank indonesia untuk transaksi digital khususnya dengan QRIS. Ini juga sebagai bahan biga data untuk transaksi UMKM nasional,” imbuhnya.

Related posts

Putri Atta – Aurel Lahir, Keluarga Besar Anang Hermansyah Bertambah

dadali

PMI di Dubai Dapat Kucuran Rp 5 Miliar dari CSR BNI

dadali

Wujud Asli Presiden Joko Widodo Dimalam Hari: Ya Sarungan

dadali
Select your currency
USD Dolar Amerika Serikat (US)