Image default
Daerah

Catatan Bencana 2022, 22 Gempa Merusak Melanda Indonesia

 

Catatan Bencana 2022,

22 Gempa Merusak Melanda Indonesia

 

BIKINRILIS.COM — Negara Indonesia tergolong rawan bencana geologi, khususnya bencana gempa bumi. Hal ini berkaitan dengan keberadaan sumber gempa bumi yang terbentuk akibat interaksi empat lempeng tektonik yang terdapat di Indonesia.

Keempat lempeng tersebut adalah yaitu : Lempeng Benua Eurasia yang bergerak ke arah tenggara dengan kecepatan sekitar 0,4 cm/ tahun, Lempeng Samudera Indo – Australia yang bergerak ke arah utara dengan kecepatan sekitar 7 cm/ tahun,.

Selain itu ada juga Lempeng Samudera Pasifik yang bergerak ke arah barat dengan kecepatan sekitar 11 cm/ tahun dan Lempeng Laut Philiphina yang bergerak ke arah barat laut dengan kecepatan sekitar 8 cm/ tahun (Minster dan Jordan, 1978 dalam Yeats, 1997).

Baca Juga:

284 BTS Padam Akibat Gempa Cianjur,  Operator Terpaksa Pakai Genset

Gempa Getarkan Pantai Pangandaran, Berkekuatan M4,9 Tapi Tak Berdampak Tsunami

Pertemuan antar lempeng tersebut mengakibatkan terbentuknya sumber gempa bumi yang terletak di laut dan di darat, serta sumber pembangkit tsunami (tsunamigenic) baik tektonik maupun non tektonik.

Demikian catatan yang dipublikasikan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) awal pekan ini.

Berdasarkan catatan dari Badan Geologi sejak tahun 2000 hingga 2022 telah terjadi sebanyak 5 hingga 26 kejadian gempa bumi merusak (destructive earthquake) di Indonesia. Kejadian gempa bumi merusak merupakan gempa bumi yang telah mengakibatkan terjadinya korban jiwa, kerusakan bangunan, kerusakan lingkungan dan kerugian harta benda.

Kejadian gempa bumi merusak tahun 2022 tertinggi kedua setelah tahun 2021 dalam kurun waktu 22 tahun terakhir.

Selama tahun 2022, Badan Geologi mencatat telah terjadi sebanyak 24 kejadian gempa bumi merusak di Indonesia. Kejadian gempa bumi merusak tahun 2022 diawali dengan gempa bumi di Halmahera, Provinsi Maluku Utara tanggal 10 Januari 2022 dan diakhiri oleh kejadian gempa bumi Kuningan, Provinsi Jawa Barat pada tanggal 22 Desember 2022.

Kejadian gempa bumi merusak tersebut mengakibatkan jumlah korban jiwa 663 orang meninggal dan 1.563 orang luka-luka.

Baca Juga:

Penyebab Gempa di Cianjur Menurut PVMBG,  Ada Sesar Aktif yang Masih Misteri

Selama tahun 2022, kejadian gempa bumi yang mengakibatkan dampak besar adalah gempa bumi Cianjur tanggal 21 November 2022 dengan magnitudo (M 5,6), episenter terletak di darat pada kedalaman 10 km.

Kejadian gempa bumi Cianjur mengakibatkan 635 meninggal, 1.083 orang luka-luka dan mengakibatkan terjadinya bahaya ikutan (retakan tanah, likuefaksi dan gerakan tanah).

Menurut data Badan Geologi, berdasarkan hasil penyelidikan, pemetaan permukaan dan bawah permukaan, sumber gempa bumi Cianjur adalah sesar aktif berarah timur – timur laut dan barat – barat daya yang terletak di daerah Cugenang, Kabupaten Cianjur.

Kejadian gempa bumi merusak berikutnya yang mengakibatkan dampak besar adalah gempa bumi Pasaman tanggal 25 Februari 2022 dengan magnitudo (M 6,2), episenter terletak di darat yang bersumber dari Sesar Sumatera pada kedalaman 10 km.

Baca Juga:

Gempa Tektonik Getarkan Nias Selatan M6,9

Gempa Pasaman Tewaskan 7 Jiwa, 5.000 Warga Mengungsi

Kejadian gempa bumi Pasaman mengakibatkan 27 meninggal, 457 orang luka-luka dan mengakibatkan terjadinya bahaya ikutan berupa retakan tanah, likuefaksi dan gerakan tanah.

Kejadian gempa bumi merusak tahun 2022 sebagian besar bersumber dari sesar aktif, dan beberapa bersumber dari zona penunjaman.

 

Belum Terpetakan

Ada hal menarik dari kejadian gempa bumi merusak tahun 2021, yaitu terdapat beberapa kejadian gempa bumi yang sumbernya belum terdidentifikasi atau terpetakan yaitu: gempa bumi Halmahera Utara tanggal 10 Januari 2022 dan 18 April 2022.

Selain itu, gempa bumi Pasaman tanggal 25 Februari 2022, gempa bumi Ketapang tanggal 1 Juli 2022, gempa bumi Cianjur tanggal 21 November 2022, dan gempa bumi Situbondo tanggal 23 November 2022.

Kegiatan penyelidikan gempa bumi harus terus dilakukan terutama dalam mengidentifikasi karakteristik sumber – sumber gempa bumi yang belum teridentifikasi atau terpetakan. Data katalog kejadian gempa bumi merusak dari Badan Geologi akan sangat membantu dalam mengidentifikasi sumber – sumber gempa bumi tersebut.

Karakteristik sumber – sumber gempa bumi tersebut harus dapat diidentifikasi sebagai masukan (input) untuk melakukan pemutakhiran (updating) peta Kawasan Rawan Bencana (KRB) Gempa Bumi dan juga pemutakhiran peta sebaran serta karakteristik sesar aktif.

Peta KRB Gempa Bumi dan sebaran sesar aktif berguna untuk mendukung kegiatan mitigasi gempa bumi dan masukan pada revisi penataan ruang.

Hanya dengan upaya mitigasi dan penataan ruang risiko dari kejadian gempa bumi yang mungkin akan terulang di kemudian hari akan dapat diminimalkan. Selain itu upaya penguatan regulasi kebencanaan di daerah (dalam bentuk Peraturan Daerah atau peraturan lainnya) tentunya turut mendukung upaya pengurangan risiko bencana gempa bumi. (*)

Related posts

Universitas Padjadjaran Kembangkan Keramba Jaring Apung di Pangandaran

dadali

Bunda Corla Pamer Hadiah Ivan Gunawan, Sebuah Kalung Unik Asal Bandung 

dadali

Biaya Penanggulangan Bencana Capai Rp 9,713 triliun

dadali
Select your currency
USD Dolar Amerika Serikat (US)