Image default
Daerah Nasional Trend

Filosofi Loncat Batu, Inspirasi Erick Thohir untuk Angkat Perekonomian Pulau Nias  

Filosofi Loncat Batu, Inspirasi Erick Thohir untuk Angkat Perekonomian Pulau Nias

BIKINRILIS.COM — Menteri BUMN Erick Thohir menundukkan kepalanya saat salah satu tetua adat Pulau Nias, Sumatera Utara, memasangkan topi berwarna keemasan di kepalanya. Topi khas Nias itu melengkapi baju adat berwarna kuning dihiasi garis merah.
Hari itu, Sabtu (7/1/2023), bertempat di Taman Kota Gunungsitoli, Erick dianugerahi gelar adat sebagai Balugu Sangeri Banua. Artinya, pengayom negeri.
Bagi Erick, gelar itu adalah sebuah kehormatatan luar biasa, pertanda dirinya telah diterima sebagai keluarga besar Pulau Nias, sebuah pulau di Samudera Hindia yang berjarak sekitar dua jam penerbangan dari  Medan di daratan.
Baca Juga:
Menjadi bagian dari keluarga besar Nias, Erick merasa bertanggung jawab untuk turut memajukan Nias. Sebuah amanah  yang tak ringan, tentu saja.
Namun, bagi Erick itu tak mustahil diwujudkan, meskipun saat ini empat kabupaten di Nias termasuk yang tertinggal ekonominya di Provinsi Sumatra Utara. Pelecutnya adalah sebuah tradisi yang diwariskan turun temurun di pulau itu: tradisi loncat batu Nias.
Bagi Erick, tradisi adat Nias yang  yang terkenal hingga ke kevel internasional itu tak hanya pertunjukan ketangkasan. Namun, ada filosofi mendalam di sana.
“Loncat batu itu tingginya 2,5 meter. Artinya apa? Mimpi yang tinggi bisa diloncati. Artinya, (jika) Indonesia bisa, Pulau Nias juga bisa,” kata Erick seusai upacara adat.
Baca Juga:
Namun, untuk mencapai “mimpi” itu, kata Erick,  dibutuhkan kerjasama semua pihak untuk saling mendukung. Ini sesuai falsafah “Fatalifusota” atau “Persaudaraan” yang merupakan fondasi hidup warga Nias.
Kondisi Nias yang tertinggal, kata Erick, tak mungkin didiamkan karena menyangkut “saudara-saudara kita yang tertinggal di berbagai wilayah.”
“Kalau kita diamkan, kita yang mendapat amanah, kita berdosa,” tambahnya.
Untuk itu, Erick ingin ada intervensi untuk membangkitkan ekonomi Nias yang tertinggal.
Nias Punya Pilihan
Yang paling penting, kata Erick, bagaimana pemerintah pusat dan daerah bersinergi bersama-sama membangun Nias secara menyeluruh, tidak sepotong-potong.
“Apakah nanti dijadikan tujuan wisata. Kalau Labuhan Bajo bisa, Mandalika bisa, kenapa Pulau Nias tidak bisa,” ujarnya.
Alternatif lain, Nias bisa dijadikan daerah kelautan yang terpadu seperti di sejumlah daerah lain. Juga membangkitkan industri kelapa yang menjadi komoditi andalan pulau itu.
Dalam kunjungan itu, Erick menyerahkan bantuan alat kesehatan berupa lima unit ventilator dan 8 unit oxygen concentrator dari Yayasan BUMN. Selain itu, juga digelar pasar murah untuk warga di sana.
Kehadiran Erick di sana mendapat sambutan meriah anak muda di pulau itu. Sebagian mereka menilai Erick adalah menteri muda yang humoris dan mudah diajak bicara.
“Saya akan mendampingi agar cita-cita kita bersama memajukan Nias ini tercapai,” kata Erick sebelum kembali ke Jakarta.(*)

Related posts

Tangkap Peluang Nih,  Ada 9.000 Posisi Magang Bersertifikat

dadali

Update Pertemuan Presidensi G20, Sidang Transisi Energi Akan Dimulai di Yogyakarta

dadali

Bank Allo Right Issue 10 Miliar Saham, Cek Peluang Cuannya

dadali
Select your currency
IDR Rupiah Indonesia