Image default
Bugar

Hanya Punya 1 Pabrik Vaksin, Indonesia Perlu Genjot Industri Vaksin

Hanya Punya 1 Pabrik Vaksin,

Indonesia Perlu Genjot Industri Vaksin

 

 

BIKINRILIS.COM — Indonesia setidaknya memiliki 200 industri farmasi saat ini. Namun, hanya satu perusahaan yang memproduksi vaksin, yaitu Biofarma. Hal ini merefleksikan bahwa Indonesia memerlukan beragam penelitian terbaru khususnya di bidang vaksin.

 

“China punya lebih dari 30 pabrik vaksin, makanya China lebih maju ketika penanganan pandemi. Makanya, ini jadi tugas kita semua. Penanganan pandemi ini tidak bisa bekerja sendiri,” demikian disampaikan Direktur Operasi PT Biofarma M Rahman Roestan saat memberikan kuliah umum “Upaya Penanganan Pandemi Melalui Kerja Sama Perguruan Tinggi dan Industri” di hadapan mahasiswa Program Studi di Luar Kampus Utama (PSDKU) Unpad secara luring di Exhibition Hall kampus PSDKU Universitas Pad (Unpad), Jatinangor, akhir pekan lalu seperti yang dilaporkan Kanal Media Unpad awal pekan ini pada laman resmi unpad.ac.id.

 

Baca Juga:

Lorna Breen: Dokter yang Bunuh Diri, Kini Menjadi Nama Undang – undang

 

Rahman, yang juga alumni Unpad, menyampaikan bahwa, Indonesia dihadapkan pada tantangan peningkatan layanan kesehatan yang optimal. Salah satu kuncinya adalah penguatan kolaborasi dengan berbagai elemen, termasuk perguruan tinggi, guna menghasilkan inovasi.

 

Menurut Rahman, menghadapi tantangan peningkatan layanan kesehatan tidak hanya menjadi tugas satu rumpun keilmuan saja. Bidang ilmu lain juga berperan penting. Salah satu contohnya adalah ketika mendorong masyarakat, terutama orang sehat, untuk mau divaksinasi.

 

“Menghadapi tantangan kesehatan itu tidak mudah. Salah satunya ketika mengajak orang sehat untuk divaksinasi. Ini membutuhkan bantuan teman-teman dari komunikasi,” ujarnya.

 

Dia mencontohkan, banyak orang sehat yang enggan divaksinasi influenza karena harganya yang mahal. Padahal, efektivitas dan efikasi dari vaksin influenza dapat menciptakan imunitas tubuh dari influenza selama setahun. Di sisi lain, dengan biaya yang sama atau mungkin lebih besar dari biaya vaksin influenza, orang dengan mudah menggunakannya untuk kebutuhan lain.

 

Selain itu, anggapan bahwa vaksinasi bertentangan dengan keyakinan hingga pemahaman keliru tentang vaksin menyebabkan banyak masyarakat Indonesia yang enggan divaksinasi.  Kondisi tersebut memerlukan pendekatan keilmuan lain yang dapat memberikan pemahaman lebih baik dan sederhana mengenai pentingnya vaksinasi. (*)

 

Sumber: https://www.unpad.ac.id/2022/03/inovasi-dan-kolaborasi-dorong-peningkatan-layanan-kesehatan-lebih-baik/

 

Related posts

FIFA Kampanyekan ‘Football Unite the World’ di Piala Dunia 2022 Qatar

dadali

Bun, Jangan Khawatir, IDAI Punya Solusi Pengganti Obat Sirup Nih

dadali

Survei Indikator, Erick Thohir Dianggap Paling Pantas Jadi Ketum PSSI

dadali
Select your currency
USD Dolar Amerika Serikat (US)