Image default
Energi Internasional

Indonesia Incar Dana USD 2,5 Triliun Untuk Biayai Transisi Energi

Indonesia Incar Dana USD 2,5 Triliun

Untuk Biayai Transisi Energi

 

BIKINRILIS.COM — Keinginan dunia untuk mencapai target mengurangi emisi yang cukup ambisius, dibutuhkan kemampuan pendanaan yang besar pula. Biayanya ternyata tidak murah.

Tidak semua negara punya kemampuan yang sama dalam memenuhi kebutuhan dananya. Negara maju, negara berkembang, dan negara belum berkembang punya kemampuan yang berbeda dalam pendanaan.

“Di sini kita memerlukan bantuan dan dukungan dari organisasi keuangan untuk menciptakan keseimbangan global melalui mobilisasi pendanaan dengan mekanisme yang sederhana dan lebih mudah dipahami, sehingga bisa diakses dan terjangkau untuk semua,” ujar Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif.

Arifin menjelaskan bahwa Indonesia telah menetapkan peta jalan secara detil yang membutuhkan investasi senilai USD2,5 triliun.

“Bisa dibayangkan atau tidak, berapa banyak uang yang kami perlukan untuk mencapai Net Zero Emission secara global? Pada tahun 2022, di Indonesia, realisasi investasi adalah USD1,97 miliar, sementara total rencana investasi sampai 2025 adalah USD57,9 miliar, sampai 2030 adalah USD125,9 miliar, ada penambahan investasi USD68 miliar dari 2025,” papar Arifin.

 

Baca Juga:

PLN Gerakan 28 PLTU dengan Limbah Kayu Hasilkan Energi 96.061 MWh

Mau Kuliah Dimana? Ada 300 Kursi Tersedia di Politeknik Energi dan Mineral Akamigas Cepu

 

Saat itu, Arifin menghadiri Forum Ekonomi Dunia (The World Economic Forum/WEF) 2023 yang digelar di Davos, Swiss. Dalam pidato pembukaannya pada Workshop “Fast Tracking Energy Transition Investment in Developing Economies”, Selasa (17/1/2023) waktu setempat, Arifin menyampaikan agenda Indonesia dalam transisi energi dan mencapai target Net Zero Emission pada tahun 2060 atau lebih cepat.

Oleh karena itu, Arifin mengundang investor untuk mendukung upaya Indonesia menjalankan transisi energi dan Net Zero Emission. Indonesia juga membuka peluang kolaborasi dengan negara mitra maupun organisasi internasional. “Kami sangat senang bisa berdiskusi dengan hadirin sekalian,” pungkas Arifin.

Target Turunkan Suhu

Pada kesempatan yang sama, Pemerintah Indonesia telah menetapkan target untuk membatasi kenaikan suhu global di bawah 2 derajat Celcius, sedapat mungkin 1,5 derajat Celcius, dibandingkan dengan tingkat sebelum masa industry. Itu menyesuaikan dengan Paris Agreement.

“Angka ini kelihatannya kecil, tapi ini dapat menciptakan transformasi secara masif, seperti revolusi industri dan inovasi teknologi yang mendatangkan momentum bagi pertumbuhan ekonomi,” kata Arifin.

Dia menyadari bahwa kemampuan setiap negara berbeda untuk mencapai target yang ditetapkan, namun dirinya menegaskan bahwa komitmen Pemerintah Indonesia tetap sama.

“Tahun-tahun berlalu, namun komitmen kami, pemerintah Indonesia, tetap sama. Kita menyadari bahwa kemampuan setiap negara untuk mencapai target yang ditetapkan di Paris Agreement berbeda-beda, bergantung kepada situasi masing-masing negara dan ketersediaan potensi sumberdaya di negara itu. Itu sebabnya, jalan yang ditempuh akan berbeda pula, mempertimbangkan aspek-aspek di atas,” jelasnya.

 

Baca Juga:

Update Pertemuan Presidensi G20, Sidang Transisi Energi Akan Dimulai di Yogyakarta

Batu Bara Topang Transisi Energi di Indonesia

 

Menurut Arifin, menetapkan strategi, program, dan target menuju transisi energi adalah hal yang lebih mudah. Tantangan terbesarnya adalah implementasi nyata menuju transisi energi dan memastikan keterjangkauan energi oleh masyarakat.

“Bagian paling sulit adalah implementasi konkret menuju transisi energi, memastikan keterjangkauan energi oleh rakyat, aksesibilitas dan dekarbonisasi yang berlangsung dalam waktu yang relatif singkat,” kata Arifin.

Dia pun mengakui bahwa Indonesia, dan juga banyak negara lain, terutama negara berkembang, masih mengandalkan sumber energi fosil. Maka dari itu, untuk mencapai target transisi energi, pemanfaatan sumber energi terbarukan menjadi penting.

 

Baca Juga:

Batu Bara Masih Jadi Energi Paling Murah di Dunia, Kok Bisa? 

Kepada World Bank, Menteri ESDM Beberkan Transisi Energi Indonesia Hingga 2060

 

“Dalam kondisi demikian, diperlukan komitmen tinggi dan semangat kolaborasi yang kuat, sehingga tidak ada masyarakat yang tertinggal di belakang, terutama yang masih bergantung kepada energi fosil. Bumi di mana kita tinggal telah menyediakan begitu banyak sumber EBT, tanggung jawab kita adalah mengambil manfaat dari sumber daya yang ada untuk kemanfaatan bagi rakyat,” sambungnya.

Arifin juga menekankan soal pentingnya mineral sebagai bahan pendukung yang penting bagi industri untuk transisi energi. “Saya percaya bahwa kita perlu memberikan perhatian lebih untuk mengoptimalkan sumberdaya mineral tersebut, termasuk dalam fase pemrosesan,” kata Arifin.

 

Mekanisme Pembiayaan Target NZE 2060

Sebagai informasi, WEF 2023 mengusung tema “Cooperation in a Fragmented World”, dan diikuti lebih dari 2.700 peserta termasuk 50 kepala pemerintahan, 1.500 pebisnis, serta kalangan akademisi, penggiat sipil, dan seniman terkemuka dunia.

Acara tahunan WEF yang mempertemukan para pengambil keputusan di sektor publik pemerintahan dan sektor swasta itu diadakan pada 16-20 Januari 2023.

Workshop “Fast Tracking Energy Transition Investment in Developing Economies” termasuk agenda pada Indonesian Pavilion yang dilaksanakan sebagai rangkaian acara WEF Annual Meeting yang kerap kali dihadiri oleh delegasi Republik Indonesia baik Kementerian, perusahaan dan institusi untuk memeriahkan dan menyuarakan budaya Indonesia di kancah global.

Indonesian Pavilion diselenggarakan pada 16-20 Januari 2023, yang bertujuan untuk menyediakan sarana agar seluruh delegasi Indonesia dan internasional dapat berinteraksi, mengadakan pertemuan, menghadiri workshop yang diselenggarakan oleh berbagai Kementerian dan perusahaan swasta. (*)

 

Related posts

Batu Bara Topang Transisi Energi di Indonesia

dadali

Lorna Breen: Dokter yang Bunuh Diri, Kini Menjadi Nama Undang – undang

dadali

RI Gandeng Swiss, Gembleng Dosen 5 Politeknik Perdalam Teknologi PLTA

dadali
Select your currency
IDR Rupiah Indonesia