Image default
Headline

Indonesia Ngegas Tanam Sorgum, Ini Kata Pakar

Indonesia Ngegas Tanam Sorgum, Ini Kata Pakar

 

BIKINRILIS.COM —- Tanaman Sorgum menyeruak setelah perhatian Presiden Joko Widodo tertuju pada bahan pangan pengganti gandum ini. Sudah tepatkah pemerintah menunjuk Sorgum sebagai sumber pangan alternatif selain beras, atau porang yang juga digelorakan Presiden Joko Widodo? Yuks simak apa kata Pakar Pangan.

 

Dalam sebuah publikasi yang termuat di laman Kementerian Pertanian Republik Indonesia awal pekan ini, seorang pakar pangan asal Universitas Brawijaya, Sujarwo mendukung upaya jajaran Kementerian Pertanian (Kementan) dalam mengembangkan komoditas sorgum, selain menggenjot produksi singkong dan sagu. Ketiga bahan pangan ini tergolong komoditas pangan lokal yang bisa menjadi pengganti tepung dari gandum.

 

Menurut Sujarwo, komoditas tersebut adalah komoditas strategis bagi Indonesia untuk dikuatkan perkembangannya dan menjadi salah satu penguat ketahanan pangan dan kapasitas ekonomi (hilirisasi). “Saya kira, ini langkah yang sangat tepat karena singkong, gandum dan sorgum merupakan komoditas asli Indonesia yang bisa dijadikan pengganti gandum,” ujar Sujarwo pada 12 Agustus 2022 lalu.

 

Baca Juga:

Sorgum dan Porang, Jadi Strategi Mitigasi Krisis Pangan Indonesia

Bank Dunia: Krisis Pangan, Jutaan Orang Terancam Masuk ke Kemiskinan Ekstrem

Indonesia Dihargai Dunia, Sebagai Negara dengan Sistem Ketahanan Pangan Tangguh

 

Sujarwo menambahkan, Indonesia memiliki potensi subtitusi pangan lokal yang dapat dikembangkan secara luas di seluruh daerah. Hal ini menjadi kunci sekaligus solusi dalam mengantisipasi kemungkinan adanya krisis pangan global. Apalagi, kondisi geopolitik dunia dalam keadaan kurang baik, mengingat perang Rusia dan Ukraina terus berlangsung sehingga berdampak luas terhadap ketahanan pangan global karena terganggunya pasokan gandum dari kedua negara tersebut. Termasuk kondisi pangan nasional yang memiliki kebutuhan gandum cukup banyak.

 

“Kebutuhan pangan bisa kita penuhi dari dalam negeri. Saya juga melihat pertanian Indonesia sudah mulai berkembang mengingat semakin banyaknya intervensi teknologi dan mekanisasi,” katanya.

 

Roadmap Sorgum

Sebelumnya, dalam publikasi Sekretariat Kabinet pada 4 Agustus 2022 lalu menyebutkan bahwa Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) meminta jajarannya untuk membuat peta jalan atau roadmap terkait produksi dan hilirisasi sorgum hingga tahun 2024. Arahan tersebut disampaikan Kepala Negara di Istana Merdeka, dan disampaikan kepada public oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.

 

Roadmap diperlukan karena hingga saat ini realisasi pengembangan sorgum masih sekitar 4.355 hektar yang tersebar di enam provinsi dengan hasil produksi mencapai 15.243 ton atau sekitar 3,36 ton per hektar. Airlangga menyebutkan, target musim sasaran tanam sorgum pada tahun 2022 seluas 15.000 hektar. Selain itu, pemerintah juga akan melakukan pengembangan sasaran tanam sorgum hingga 154 ribu hektar pada tahun 2024.

 

“Presiden minta diprioritaskan untuk daerah Nusa Tenggara Timur di Kabupaten Waingapu yang kemarin sudah dilihat oleh Presiden, dan di tahun 2023 dipersiapkan lahan sejumlah 115.000 hektar, dan di tahun 2024 sebesar 154.000 hektar,” ungkapnya.

 

Baca Juga:

Jamin Ketahanan Pangan, SI JAM PANG Beraksi

Beras Terdeteksi Aman di Rumah Tangga, Survei Beras Antisipasi Krisis Pangan Dunia

BNI Promosikan Rempah Indonesia ke Pasar Hong Kong

 

Airlangga menjelaskan bahwa saat ini produksi sorgum di Indonesia masih tergolong rendah. Padahal tanaman tersebut diyakini mampu menjadi komoditas pengganti tanaman lainnya, seperti pengganti jagung dalam bahan baku pembuatan pakan ternak, dan bisa juga dijadikan bioetanol.

 

“Industri pakan ternak sekarang bahan bakunya 50 persen jagung dan 50 persen protein lain. Tentu dari protein lain ini salah satunya sorgum bisa dijadikan untuk off-taker, untuk pakan ternak,” tutur Airlangga.

 

Selain itu, sorgum juga bisa menjadi alternatif pengganti gandum yang saat ini mengalami permasalahan di dunia. Menurut Airlangga, sejumlah negara telah mengeluarkan kebijakan pelarangan ekspor gandum, antara lain Kazakhstan, India, Afganistan, Serbia, hingga Ukraina.

 

“Dengan demikian tentu kita harus mengembangkan tanaman pengganti ataupun subtitusi dari gandum. Indonesia tentu punya beberapa alternatif, selain sorgum itu bisa juga dari tanaman sagu dan singkong,” tandasnya. (*)

 

 

Related posts

Garap Hilirisasi Porang, Kemenperin Datangi Madiun dan Pasuruan

dadali

Setengah Mustahil, Dana Bergulir Akhirnya Kembali Rp 950 Miliar

dadali

BPOM Larang 5 Obat Sirup Ini Beredar, Menyusul Gagal Ginjal pada Anak

dadali
Select your currency
USD Dolar Amerika Serikat (US)