Image default
Internasional

Kepada World Bank, Menteri ESDM Beberkan Transisi Energi Indonesia Hingga 2060

  • Kepada World Bank, Menteri ESDM Beberkan Transisi Energi Indonesia Hingga 2060

 

BIKINRILIS.COM — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Indonesia Arifin Tasrif membeberkan rencana transisi energi Indonesia menuju energi baru terbarukan (EBT) hingga tahun 2060. Seluruhnya dibeberkan kepada World Bank Managing Director for Operations Axel van Trotsenburg dan Vice President for East Asia and the Pacific Manuela Ferro.

Pertemuan tersebut dilakukan untuk membahas upaya transisi energi di Indonesia yang juga merupakan isu utama pada rangkaian aktivitas Presidensi G20 Indonesia.

Arifin menyampaikan, bahwa Pemerintah Indonesia telah berkomitmen untuk mencapai 23 persen EBT pada bauran energi di tahun 2025. Di akhir tahun 2021, bauran energi dari EBT telah mencapai sekitar 11,7 persen.

“Untuk mencapai target tersebut, kami mengesahkan Peraturan Menteri terkait Pembangkit Listrik Tenaga Surya atau PLTS Atap. Kami juga menargetkan bahwa akan ada tambahan 3,6 Gigawatt PLTS Atap yang terpasang pada tahun 2025. Indonesia negara tropis, sehingga banyak daerah yang memiliki radiasi matahari yang maksimal. Kami juga memiliki potensi energi angin, air, dan arus laut,” ujar Arifin dalam siaran pers yang dipublikasikan pada hari Rabu (16 Februari 2022).

 

Baca Juga:

Prancis Kucurkan 520 Juta Euro, Untuk Transisi Energi di Indonesia

PLN Konversi Kompor LPG ke Induksi Tahun Ini Untuk Tekan Impor Gas

 

Pada paparannya, Arifin juga menyatakan upaya lainnya untuk mencapai bauran energi tersebut, yakni pembangunan 10,6 GigaWatt (GW) pembangkit listrik tenaga EBT, termasuk penggantian Pembangkit Listrik Tenaga Diesel atau PLTD menjadi PLT EBT, dan pemanfaatan biofuel hingga 11,6 juta kiloliter.

NZE 2060

Arifin juga menunjukkan bahwa Pemerintah telah memiliki peta jalan menuju Net Zero Emission (NZE) di tahun 2060. Pada peta jalan tersebut, tambahan pembangkit listrik setelah tahun 2030 hanya dari PLT EBT.

Mulai 2035, pembangkit listrik akan didominasi oleh Variable Renewable Energy (VRE) dalam bentuk tenaga surya, diikuti tenaga angin dan arus laut pada tahun berikutnya. Hidrogen juga akan dimanfaatkan secara gradual mulai 2031 dan secara masif pada 2051. Kemudian tenaga nuklir akan masuk dalam sistem pembangkitan mulai tahun 2049.

“Pada rencana suplai listrik, kami memiliki arus laut, surya, air, panas bumi, dan sebagainya. Namun saat ini sumber energi terbesar adalah dari energi surya. Selain itu, kami juga belum mempertimbangkan pemanfaatan tenaga nuklir (dalam waktu dekat), melainkan mulai tahun 2049,” jelas Arifin.

 

Baca Juga: 

Ada Hibah Buat Pemasang PLTS Atap, Coba Cek Ya

Isi Ulang Listrik Mobil Delegasi G20,  PLN Siapkan Fasilitas Ultra Fast Charging 

 

Indonesia juga akan membangun super grid untuk meningkatkan konektivitas kelistrikan, di mana transmisi baru antarsistem dan antarpulau dibutuhkan untuk membagi sumber energi terbarukan yang dimiliki suatu daerah.

“Kita harus membangun infrastruktur untuk menghubungkan pulau-pulau utama dengan transmisi yang disuplai dari PLT EBT. Sebagai contoh, Kalimantan Utara akan dihubungkan dengan Sumatera dan Sulawesi. Selain itu, suplai listrik dari Nusa Tenggara, di mana banyak sumber energi surya, dapat dihubungkan ke Sulawesi dan Kalimantan,” imbuhnya.

Di akhir pertemuan ini, Arifin mengatakan akan tetap menjalin hubungan baik dengan Wolrd Bank untuk mencapai target-target transisi energi yang telah direncanakan.

“Kami akan tetap bekerja sama dengan World Bank dan berharap kita dapat mengatur program-program lainnya untuk dapat dieksekusi,” pungkas Arifin. (*)

Related posts

Tim Samurai Biru Jepang Pecahkan Ketangguhan Panzer Jerman

dadali

Elon Musk dan Ukraina Bicara Proyek Luar  Angkasa

dadali

BNI Promosikan Rempah Indonesia ke Pasar Hong Kong

dadali
Select your currency
USD Dolar Amerika Serikat (US)