Image default
Sport Trend

Pembangkit Raksasa Tidur, Erick Thohir Angkat Inter Milan Saat Berutang

 

Pembangkit Raksasa Tidur,

Erick Thohir Angkat Inter Milan Saat Berutang 

 

BIKINRILIS.COM — Catatan sejarah sudah tersusun. Jejak Erick Thohir dalam persepakbolaan dunia hingga saat ini boleh jadi masih melampuai setiap individu manapun di Indonesia. Ketika pada November 2013, anak Jakarta ini mengambil alih 70% saham Inter Milan dari keluarga Massimo Moratti, usianya baru 44 tahun.

Saat itu saja, bisa jadi, dialah anak Indonesia yang paling banyak memiliki klub olahraga di dunia. Selain Inter Milan, Erick juga menjadi pemilik Klub Sepakbola DC United di Amerika Serikat, dan mengontrol klub bola basket NBA Philadelphia 76ers.

Pada saat mengambil alih saham Inter Milan, Editor SempreInter.com James J Piscopo mencatat, Nerazzurri (demikian julukan Inter Milan hingga sekarang) tengah merugi sekitar €180 juta karena dampak dari pengeluaran tanpa beban selama bertahun-tahun. Erick bak penyelamat yang ditunggu-tunggu saat itu.

Baca Juga:

Erick Thohir di Hari Layang – layang Internasional: Seperti Layang – layang, Jalanilah Hidup Dengan Seimbang

Muncul Unggahan Foto Erick Thohir dan Aa Gym,  Netizen Malah Minta ET Jadi Ketum PSSI

 

Suasana kebatinan perekonomian dunia pun saat itu sedang gebyar oleh isu globalisasi. Erick menjadi percontohan riil bahwa globalisasi itu ada.  Buktinya, sebuah klub Raksasa asal kota Milan ditolong oleh anak muda dari negara yang belum terdengar kisah hebatnya tentang sepakbola. Suara tentang Indonesia mendunia dalam sekejap. Saat itu.

Membawa Ide Baru

Ketika pertama kali Erick masuk ke kamar ganti Inter Milan, ide segar yang dia bawa tidak terpikirkan oleh para pendahulunya. Erick mengubah Nerazzurri dari klub keluarga, menjadi perusahaan dengan manajemen klub modern yang sukses memanfaatkan kekuatan branding-nya yang lama tertidur tak termanfaatkan.

Bagaimana caranya? Pertama, Dia mengatasi masalah ini melalui restrukturisasi manajemen, dan berbagai karyawan yang ada karena simpati Moratti (pemilik lama) diganti dengan orang yang lebih kompeten. Kedua, mendiversifikasi sumber pendapatan dan mencari peluang baru terutama di pasar Asia.

Kedua strategi itu saja telah memberikan Thohir citra pembuat perubahan, tidak hanya di klub, tetapi juga di Liga Serie A – Italia. Tidak ada yang terpikirkan di Italia untuk merangkul fans Asia, padahal jumlahnya signifikan, sekitar 165 juta saat itu. Erick pindahkan pertandingan penting ke sore hari (waktu Italia) agar penggemar di Asia bisa menikmati klub kesayangannya lebih maksimal.

Baca Juga:

Pangling Kota Mekah Jadi Menghijau, Bukan Pertanda Kiamat, Tapi Ini Penjelasan NU

Anindya Bakrie dan Erick Thohir Sah Kuasai Saham Mayoritas Oxford United FC 

 

Piscopo menulis bahwa untuk restrukturisasi manajemen, Erick menarik manajer terkenal Michael Bolingbroke dari Manchester United sebagai CEO, Claire Lewis dari Apple, dan Robert Faulkner dari UEFA. Atas namanya lah, kemudian Bolingbroke melakukan banyak terobosan.

 

Ubah wajah Italia

Erick tidak hanya mengubah wajah Nerazzurri, melainkan juga Serie A sebagai sebuah kompetisi. “Sangat penting untuk melihat dunia secara global dan bukan hanya Italia. Presiden (klub lain) berpikiran terbuka. Banyak hal yang harus dilakukan,” demikian Erick berujar saat wawancara dengan John Sinnott, CNN pada Oktober 2014.

Saat itu, Inter memperoleh $95 juta dari kesepakatan hak siar televisi domestik dan internasional dan mengharapkan untuk mendapatkan tambahan 10% di tahun selanjutnya. Namun, dengan kenaikan itu pun, Inter Milan masih jauh lebih kecil dibandingkan pendapatan yang sama, 20 klub di Liga Utama Inggris, yaitu $9,4 miliar.

Perkiraan omzet tahun 2014-2015 untuk Inter Milan adalah $240 juta. Namun, itu pun masih terlalu kecil dibandingkan setengah pendapatan Manchester United yang mencapai $551 juta, data Forbes.

“Liga Inggris semakin besar dan besar, tetapi Serie A bisa menjadi liga kedua di dunia,” kata Thohir. “Kami masih memiliki fondasi yang bagus dan bisa bersaing dengan Bundesliga Jerman dan La Liga Spanyol,” ujar Erick optimis kepada John Sinnott.

Baca Juga:

Filosofi Loncat Batu, Inspirasi Erick Thohir untuk Angkat Perekonomian Pulau Nias  

Dimata Jokowi, Erick Thohir Adalah Menteri Andalannya, Terungkap di Pekanbaru

 

Itu lah mengapa, Erick langsung menugaskan CEO Michael Bolingbroke untuk meningkatkan jumlah penonton di kandang Inter Milan, Stadion San Siro, sebuah stadion yang berbagi dengan AC Milan. Dimana pada musim sebelumnya, rata-rata jumlah penonton tertinggi di Serie A mencapai 46.246 penonton, masih banyak bangku kosong di stadion yang sanggup menampung 80.000 kursi itu.

Bolingbroke mendapati San Siro saat itu tidak memiliki museum sepak bola sendiri. Hanya ada museum yang berbagi dengan AC Milan. Erick pun mulai menyusun rencana membangun Museum khusus Inter Milan.

Sebagai perbandingan, Museum Old Trafford, markas besar Manchester United, setiap tahun dikunjungi 400.000 orang yang rela membayar $29, sudah termasuk tur stadion. Adapun museum bersama San Siro hanya menarik 270.000 pengunjung dengan bayaran lebih rendah, yaitu $21.

Di sisi lapangan, berbagai upaya juga dilakukan Erick. Antara lain dengan mengambil langkah berani memberhentikan manajer Walter Mazzarri, dan menggantikannya oleh penunjukan Roberto Mancini, tiga bulan sebelum musim kompetisi 2015.

Baca Juga:

Survei Indikator, Erick Thohir Dianggap Paling Pantas Jadi Ketum PSSI

Mendapat Gelar Balugu Sangeri Banua,   Erick Thohir Bicara Urgensi Mengangkat Perekonomian Pulau Nias 

 

Langkah – langkah ini membawa Inter Milan ke posisi ke-4 teratas di Liga Serie A Italia. Itu adalah posisi terbaik yang tercapai Nerazurri dalam lima tahun terakhir. Membawa citra Erick, bukan hanya jago sebagai pengusaha klub sepakbola, melainkan juga memainkan peran dalam memperkuat squad Iapangan hijau.

Kiprah Erick di Milan berakhir pada 2018, namun jejaknya di persepakbolaan dunia dan nasional tidak berujung hingga disitu. Hingga saat ini, bersama Anindya Bakrie, Erick menjadi pemegang saham dominan klub Liga 1 Inggris, Oxford United FC. Erick juga aktif bersama putra Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep di Persis Solo.

Akhir – akhir ini, nama Erick Thohir buncah oleh permintaan publik pecinta sepakbola tanah air agar bersedia memimpin sepakbola Indonesia kearah perbaikan. Erick diminta mengambil posisi sebagai Ketua Umum Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) dan membenahi geliat olah raga paling popular sejagat ini. Kita tunggu langkah Erick selanjutnya ya. (*)

Related posts

Bukalapak Akan Ambil 2,5 Miliar Saham Bank Allo

dadali

Tekuk Meksiko 2 – 0, Argentina Menuju Babak 16 Besar

dadali

Maudy Lulus Stanford, Maret 2020 yang Penuh Kenangan

dadali
Select your currency
USD Dolar Amerika Serikat (US)