Image default
Nasional Pangan

Sorgum dan Porang, Jadi Strategi Mitigasi Krisis Pangan Indonesia

Sorgum dan Porang,

Jadi Strategi Mitigasi Krisis Pangan Indonesia

 

BIKINRILIS.COM — Bank Dunia menyatakan kekhawatirannya pada kondisi pangan dunia dalam laporan mereka yang dipublikasikan di website World Bank pada 15 Agustus 2022, tentang Food Security Update (perkembangan ketahanan pangan). Tingkat keparahannya cukup membuat nihil hasil positif yang diperoleh dari pertumbuhan ekonomi di berbagai negara. Jutaan warga dunia terancam akan terjerumus ke jurang kemiskinan yang lebih dalam, bahkan ekstrem.

 

Kementerian Pertanian RI dalam akun Instagram resminya (@kementerianpertanian) pekan lalu mencatat, dunia dihadapkan pada ancaman baru, kondisi pangan yang tidak kondusif akibat banyak hal yang terjadi saat ini berpotensi menimbulkan krisis pangan dunia. Presiden Joko Widodo mengatakan Indonesia harus bertindak sekarang agar tidak terjadi dekade pembangunan yang hilang.

 

Lalu apa saja yang dapat dilakukan agar Indonesia siap menghadapi tantangan ini? Kementerian Pertanian RI telah menetapkan strategi pertanian Indonesia dalam menghadapi potensi Krisis Pangan Global. Seperti yang dipublikasikan pada @kementerianpertanian, akhir pekan lalu.

 

Baca Juga:

Bank Dunia: Krisis Pangan, Jutaan Orang Terancam Masuk ke Kemiskinan Ekstrem

Indonesia Dihargai Dunia, Sebagai Negara dengan Sistem Ketahanan Pangan Tangguh

BNI dan Bank Sumut Geber Transaksi Digital dengan Orange Synergy 

 

Terdapat tiga Tindakan utama yang disiapkan, yaitu Pertama, Peningkatan Kapasitas produksi pangan dalam negeri untuk komoditas pengendali inflasi seperti cabai dan bawang merah; serta komoditas impor seperti gula tebu, kedelai, dan daging sapi.

 

Kedua, Pengembangan pangan substitusi impor seperti Ubi Kayu, Sorgum, dan sagu untuk substitusi gandum; Gula Non Tebu seperti Stevia, Aren, Lontar untuk substitusi Gula Tebu; Domba atau kambing dan itik atau ayam lokal untuk substitusi daging sapi. Ketiga, peningkatan ekspor seperti sarang burung wallet, porang, ayam, dan telur.

 

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan,”Semua pihak termasuk pemerintah harus bekerja sama hadapi ancaman krisis pangan. Pertanian modern harus diperkuat, Langkah extra ordinary harus dilakukan. Smart farming, pemanfaatan inovasi teknologi di era Revolusi Industri 4.0 seperti internet of things, drone, robot construction dan artificial intelligent”.

 

Baca Juga:

BNI Promosikan Rempah Indonesia ke Pasar Hong Kong

Jamin Ketahanan Pangan, SI JAM PANG Beraksi

Beras Terdeteksi Aman di Rumah Tangga, Survei Beras Antisipasi Krisis Pangan Dunia

 

Dalam strategi Pertanian tersebut juga diatur lokasi pengembangan pangan. Komoditas sagu akan dikembangkan di Papua, Papua Barat, dan Riau. Gula Tebu di Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan Timur, dan Sulawesi Tenggara. Kedelai di Banten, Jawa Barat, Sulawesi Tengah, dan Jawa Tengah.

 

Ubi Kayu akan diperkuat di Jawa Barat dan Lampung. Itik atau ayam lokal akan dikembangkan di Jawa Barat dan Bali. Sementara Cabe dan bawang merah dikembangkan di Jawa Tengah dan Sumatera Barat. Adapun Kambing atau domba akan dikembangkan di Jawa Timur, Sumatera Utara, dan Nusa Tenggara Barat.

 

Komoditas Sorgum tengah dikembangkan di Nusa Tenggara Timur dan Jawa Tengah. Adapun Porang ditanam di Jawa Tengah dan Sulawesi Selatan. Sarang Burung Walet dikembangbiakan di Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Tengah. Sedangkan gula non tebu akan dikembangkan di Sumatera Utara, Sulawesi Utara, Maluku Utara, dan Nusa Tenggara Timur. (*)

 

Related posts

Berantas Mafia Tanah, 125 Pegawai Kementerian ATR/BPN Ditindak

dadali

Cerita HAMMER, Apparel Pilihan Joko Widodo,  35 Tahun Bertahan di Pasar Indonesia

dadali

BPOM Soal Penyebab Gagal Ginjal: Empat Obat Sirup Buatan India Ini Tidak Beredar di Indonesia

dadali
Select your currency
USD Dolar Amerika Serikat (US)