Image default
Internasional Keuangan

Sri Mulyani Bahas IndoAID dengan Perancis

 

Sri Mulyani Bahas IndoAID dengan Perancis

 

BIKINRILIS.COM — Lama tidak pernah muncul di ruang diskusi publik tanah air, kini, tema tentang IndoAID kembali muncul dalam pembicaraan antara Menteri Keuangan Republik Indonesia Sri Mulyani Indrawati dengan Agen Pembangunan Perancis (AFD). IndoAID, kependekan dari   Indonesian Agency for International Development (Indonesian AID) atau Lembaga Dana Kerja Sama Pembangunan Internasional (LDKPI) muncul pada tahun 2019, saat dilahirkan, namun setelah itu jarang sekali dibicarakan kembali.

 

Pembicaraan IndoAID tersebut berlangsung disaat Sri Mulyani dan jajaran Kementerian Keuangan bertemu dengan Direktur Jenderal AFD Rémy Rioux, Direktur Regional Kawasan Asia Tenggaran AFD Yazid Bensaid, Country Director AFD untuk Indonesia Emmanuel Baudran, serta Duta Besar Perancis untuk Indonesia Olivier Chambard di Jakarta, awal Pekan ini, seperti yang diunggah dalam akun Instagram, @smindrawati belum lama ini.

 

Dalam pertemuan tersebut, menurut Sri Mulyani, diskusi berlangsung dengan hangat selama kurang lebih satu jam. Isu yang dibahas adalah mengenai berbagai kerja sama strategis antara Indonesia dan Perancis, salah satunya adalah mengenai IndoAID. Sebuah lembaga pengelola dana yang akan digunakan untuk memperkuat kontribusi dan peran Indonesia di panggung internasional.

“Banyak ruang kolaborasi yang bisa dibangun IndoAID, termasuk dengan Kiwa Initiative yang diprakarsai oleh AFD. Baik pihak Kementerian Keuangan maupun AFD sepakat untuk mempelajari lebih lanjut tentang kolaborasi ini,” tuturnya.

Pembahasan IndoAID merupakan salah satu tema yang dibahas selain isu-isu strategis lainnya, seperti perubahan iklim, biodiversitas, blue economy, hingga sustainable development goals (SDGs). Isu-isu tersebut juga merupakan topik-topik bahasan utama pada Presidensi G20 Indoneisa tahun ini.

 

“Hubungan diplomatik Indonesia dengan Perancis pertama kali terbangun pada tahun 1951, 6 tahun setelah kemerdekaan Republik Indonesia. Kini, beragam hubungan strategis antar kedua negara terus terjalin dan terjaga dengan apik. Semoga, hubungan kerja sama antara Indonesia dan Perancis dapat menjadi semakin kokoh kedepannya. Karena kita semua memiliki tujuan yang sama, yaitu recover together, recover stronger,” ujarnya.

Sementara itu, Rémy Rioux mengamini pembahasan Kerjasama AFD dengan IndoAID. Dia menyebutnya sebagai kreasi sinergi baru antara AFD Group dengan lembaga kerjasama internasional Indonesia, IndoAid, dengan tujuan untuk mempererat kerjasama kedua institusi di Indo-Pasifik.

 

“Saya menyambut baik pertemuan yang bermanfaat ini dengan berbagai mitra kami di Indonesia. Dalam 15 tahun, AFD Group telah menjadi salah satu mitra bilateral pertama di Indonesia, dengan pembiayaan sebesar €3 miliar. Perjanjian baru yang ditandatangani dan dialog yang dimulai akan membantu mendukung prioritas pemerintah di tingkat nasional dan untuk lebih bekerja sama di tingkat regional,” kata Rémy Rioux.

Diplomasi Tangan di Atas

 

LDKPI atau IndoAID diresmikan Wakil Presiden Jusuf Kalla pada 18 Oktober 2019 di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri.​ Peresmian tersebut disaksikan oleh Pejabat dari Kementerian/Lembaga, Perwakilan dari Negara Sahabat, serta Mitra Pembangunan Asing yang secara kontinyu berpartisipasi dalam Kerja Sama Pembangunan Negara Berkembang atau biasa disebut Kerja Sama Selatan-Selatan. Sri Mulyani dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi juga turut hadir.

 

Saat itu, Jusuf Kalla mengatakan bahwa pembentukan Indonesian AID ini sudah lama diperlukan, sebagai salah satu bentuk perwujudan “diplomasi tangan di atas”. Untuk itu, Indonesia terus akan mendorong kerjasama yang lebih erat dengan negara sahabat dan mitra pembangunan, sehingga menguatkan postur Indonesia sebagai negara pemberi bantuan internasional.

Baca Juga:

Sri Mulyani Peringatkan Bahaya Perubahan Iklim, Bisa Lebih Dahsyat dari Pandemi

Krisis Dimata Sri Mulyani: Musim Dingin Terparah pun Akan Takut Pada Musim Semi

 

Sementara Retno Marsudi menyampaikan bahwa LDKPI akan memperkokoh peran Indonesia dalam turut melaksanakan ketertiban dunia, melalui penguatan kerja sama pembangunan internasional. Adapun Sri Mulyani mengungkapkan, komitmen Kementerian Keuangan untuk terus bekerjasama erat dengan Kementerian Luar Negeri, untuk mendukung diplomasi Indonesia melalui pembentukan LDKPI.

 

Pembentukan Indonesian AID telah menjadi komitmen Pemerintah Indonesia dalam mendukung pembangunan dunia, terutama mengurangi kemiskinan dan kesenjangan sosial, di antaranya melalui pemberian hibah kepada pemerintah atau lembaga asing, yang saling memberikan manfaat.

 

Inisiatif Kiwa

Related posts

Lorna Breen: Dokter yang Bunuh Diri, Kini Menjadi Nama Undang – undang

dadali

Efek Perang Rusia – Ukraina, RI Naikkan Patokan Harga Minyak Mentah USD 9,83 per Barel

dadali

Direktur Utama Batumbu Didapuk Jadi Direktur Utama Bank Mayora

dadali
Select your currency
USD Dolar Amerika Serikat (US)