Image default
Headline

Game Lokal Tak Sampai 0,5% Kuasai Pasar Lokal

  Artikel Pertama

  

Game Lokal

Tak Sampai 0,5% Kuasai Pasar Lokal

Sebagian dari Game – game lokal Indonesia yang muncul di Playstore

Prihatin dan miris melihat angka penguasaan pasar game Indonesia. Para pengembang game asli asal Indonesia hanya mampu menguasai 0,4% pangsa pasar game dalam negeri. Padahal, angka perputaran uang yang melintas di jagat Nusantara pada industri game di tahun 2015 mencapai 321 juta dollar Amerika Serikat (USD) dan terdapat 42,8 juta pemain video game di Indonesia.

Perkembangan tersebut menempatkan Indonesia menjadi negara dengan pangsa pasar video game terbesar di Asia Tenggara dan peringkat 16 (enam belas) di dunia. Namun sayangnya kontribusi olah produk video game oleh pengembang dalam negeri masih dikatakan minim. Hal tersebut menjadi sebuah pekerjaan rumah bagi semua pemangku kepentingan dan pelaku industri dalam meningkatkan kontribusi domestik dalam perkembangannya.

Demikian benang merah riset yang dilaporkan Newzoo, 2015, 2019; dan Statista, 2020, kemudian dilaporkan kembali oleh Tim Penyusun Buku Peta Ekosistem Industri Games Indonesia 2020. Buku ini diterbitkan pada April 2021, kemudian dipublikasikan kembali pada awal Juli 2021 ini melalui akun Instagram resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI @kemenkominfo.

Riset terbaru tim pada tahun 2020 menunjukkan bahwa jumlah pengembang dan penerbit tidak mengalami peningkatan yang signifikan. Pelaku industri video game di Indonesia tidak mengalami jumlah yang meningkat tajam. Walau pada tiga tahun terakhir atau pada kurun waktu 2016-2019 banyak perusahaan pengembang video game yang berdiri, tidak sedikit dari pendahulu mereka yang gulung tikar. Mereka terutama adalah para pengembang independen yang beroperasi atas motivasi hobi yang dimana cenderung memiliki umur yang pendek.

Perusahaan pengembang yang berbadan hukum, atau bisa diklasifikasikan sebagai perusahaan menengah-besar, berada pada jumlah 30-an, sedangkan tidak berbadan hukum memiliki jumlah yang sedikit lebih banyak. Jumlah berbadan hukum mengalami peningkatan. Responden yang didapat oleh Kemkominfo (2015) memiliki proporsi perusahaan yang berbadan hukum sebanyak 35%. Saat ini terdapat peningkatan jumlah pengembang yang berbadan hukum hingga 49% dari total responden. Walaupun demikian jumlah kenaikan perusahaan berbadan hukum tidak sampai 20%.

 

Tentang Buku

Buku Peta Ekosistem Industri Games Indonesia 2020 ini sendiri diterbitkan dengan 63 halaman dan merupakan laporan riset yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika – Kemenkominfo; Pusat Penelitian Kebijakan dan Manajemen Ilmu Pengetahuan Lembaga Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Inovasi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI); dan Asosiasi Game Indonesia (AGI).

Direktur Jenderal Aplikasi Informatika – Kemenkominfo Semuel Abrijani Pangerapan dalam pengantar buku tersebut menyebutkan bahwa Laporan pemetaan ekosistem industri game ini merupakan laporan yang telah disusun berdasarkan hasil survei yang dilaksanakan di tahun 2020. Adapun hasil pengolahan data survei ini didapatkan dari perusahaan berbadan hukum maupun perusahaan tidak berbadan hukum yang bergerak di sektor industri game yang berada di Indonesia.

“Tujuan dari penyusunan laporan adalah untuk memetakan kondisi terkini dari ekosistem industri game di Indonesia, yang dapat membantu mengidentifikasi tantangan dan peluang yang terdapat dalam ekosistem industri game Indonesia saat ini. Tantangan yang masih harus diselesaikan di antaranya mencakup, penguatan sumber daya manusia, peningkatan mutu pendidikan, hingga masalah pendanaan bagi para pelaku industri game lokal,” ujarnya.

Pemetaan ekosistem industri video game terakhir kali dilakukan pada lima tahun lalu oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Kemkominfo) yang memetakan berdasarkan tiga buah aktor utama, yaitu perusahaan pengembang, penerbit, dan pembayaran (Payment Gateway) (Kemkominfo, 2015). Pada dasarnya pemetaan yang dilakukan tidak berupaya untuk memprediksi teknologi baru, model bisnis dan kompetitor seperti apa yang akan muncul di masa depan sehingga dapat mengganggu industri ini.

 

 

 

 

 

 

Related posts

Pembalap MotoGP Berdatangan di Lombok, Netizen Indonesia Menawarkan Seblak

dadali

Obligasi ini Pertama di Indonesia, Diterbitkan BNI Sebesar USD 600 Juta

dadali

Jokowi Intip Persiapan G20 di Bali

dadali
Select your currency
USD Dolar Amerika Serikat (US)