Image default
Uncategorized

Info Bisnis Keren, Koperasi ini Sanggup Jual Kopi ke Starbuck

Info Bisnis Keren,

Koperasi ini Sanggup Jual Kopi ke Starbuck

 

Mendengar Starbuck, para penikmat kopi boleh jadi begitu akrab dengan kedai kopi ini. Namun, bagaimana dengan Koperasi Baitul Qiradh Baburrayan? Ada yang tahu? Belum tentu banyak yang tahu. Koperasi ini menjalankan bisnis yang menjanjikan.

Dibalik nama yang belum memasyarakat itulah, Koperasi Baitul Qiradh Baburrayan menyimpan kehebatan. Dialah satu – satunya koperasi pengelola kopi di Indonesia yang mampu menembus Starbuck. Kok bisa? Bisa banget karena ternyata koperasi yang bermarkas di Takengon, Aceh Tengah, ini telah menerapkan prinsip fair trade berstandar internasional, memiliki strategi bisnis yang jelas, dan menjalankan cara bisnis dari nol dengan memberdayakan petani dan masyarakat sekitar.

“Baitul Qiradh (BQ) Baburrayyan beranggotakan 4.300 petani kopi dan aka nada 7.000 petani kopi lainnya yang akan menyusul. Dan hebatnya, Koperasi Baitul Qiradh (BQ) Baburrayyan ini adalah satu-satunya koperasi yang mampu menjual kopinya ke Starbuck,” ujar Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki saat berkunjung ke gudang Kopi Gayo milik Koperasi Baitul Qiradh (BQ) Baburrayyan, Takengon, Aceh Tengah. Kabar ini dipublikasikan melalui akun resmi Menteri Koperasi dan UKM, Minggu (12 September 2021).

 

 

Pada kesempatan tersebut, Ketua Koperasi Baitul Qiradh (BQ) Baburrayyan Rizwan Husin mengatakan, selama ini banyak orang belum tahu Kopi Gayo ini sebenarnya seperti apa. Di kalangan petani kopi sendiri pada saat awal – awal pengembangannya mengalami tidakpastian harga. Lalu munculah satu peluang. Petani kopi diorganisir untuk berjualan kopi dengan cara yang tidak biasa, yaitu menjual secara berkelompok.

“Pada awalnya baru terbentuk 6 kelompok petani kopi. Setelah kelompok terbentuk, harus ada institusinya. Sehingga atas dasar hasil pembicaraan sesame petani kopi untuk membentuk badan hukum dalam bentuk koperasi,” ujarnya.

Rizwan  mengungkapkan, Starbuck itu memang mencari kopi, dan lalu bertemu dengan para petani Kopi Gayo. Pertanyaan Starbuck saat itu adalah sertifikat apa yang dimiliki? Dengan bantuan dari Puskoka, Jember, petani kopi Gayo mendapatkan sertifikat Organiknya. Dengan adanya sertifikat tersebut petani kopi Gayo mulai terhubung dengan Starbuck.

“Kami juga sudah memiliki sertifikat Fair Trade International. Fair trade ini menghubungkan pembeli dari luar negeri,” katanya.

Koperasi Baitul Qiradh (BQ) Baburrayyan mengirim kopi Gayo ke Yokohama, Jepang sebanyak 2.280 kg, ke Amerika Serikat sebanyak 8.400 kg, ke Shanghai, China sebanyak 10.500 kg, dan Hamburg, Jerman sebanyak 2.820 kg. Starbuck ini memang mewajibkan kopi ini berasal dari koperasi.

“Harga kopi, misalnya sekarang Rp 60.000. Kemudian disyaratkan setelah Rp 60.000 itu ada tambahan Social Premium. Social Premium inilah yang digunakan untuk memperkuat kelembagaan petani kopi. Termasuk untuk membeli tanah, hingga membuat pabrik,” pungkas Rizwan.

Sebagai petani kopi yang sukses, Rizwan berpesan kepada petani kopi lain di Indonesia agar fokus saja mengembangkan budidaya agar lebih produktif. Produktifitas yang tinggi akan diiringi dengan pembentukan pasar yang lebih luas.

Related posts

Petani Ayo Semangat, Ekspor Pertanian Sehari ini  Capai Rp 7,29 triliun

dadali

Esport PON XX Papua, Tim Terbanyak Ada Pada Game Ini

dadali

Limbah Rumput Laut, 8 Juta Meter Kubik Menunggu Digarap

dadali
Select your currency
USD Dolar Amerika Serikat (US)