Image default
Uncategorized

Limbah Rumput Laut, 8 Juta Meter Kubik Menunggu Digarap

Limbah Rumput Laut,

8 Juta Meter Kubik Menunggu Digarap

  

Rumput laut di Sulawesi Selatan

 

Boleh jadi banyak yang belum menyadari betapa unggulannya komoditas rumput laut Indonesia. Mulai pada tahun 2018, Indonesia telah menjadi pengekspor rumput laut tertinggi dunia, yaitu sebesar 192,28 ton, yang didominasi oleh jenis Eucheuma cottonii. Luar biasa kan.

Hebatnya lagi, dengan ekspor sebanyak itu, Indonesia sanggup menguasai lebih dari 80 persen supply share, utamanya untuk tujuan ekspor ke Tiongkok. Jumlah ekspor ini terus meningkat lagi, dimana pada tahun 2019 telah tercatat sebanyak 209,24 ribu ton. Produksi rumput laut di Indonesia bertambah setiap tahunnya.

Meski sudah ekspor sedemikian banyak, masih saja ada bagian lain dari rumput laut yang menjanjikan manfaat, dan ini belum tersentuh dan tergarap maksimal, yaitu limbah cair dan limbah padat rumput laut. Industri rumput laut Indonesia menghasilkan limbah cair sebanyak 8,174 juta m3 dan limbah padat 62.506 ton per tahun. Ini adalah limbah pengolahan rumput laut Gracilaria dan Cottonii di dalam negeri.

Potensi pemanfaatan limbah cair antara lain daur ulang dan pupuk cair, sedangkan limbah padat dapat menjadi bahan baku keramik, particle board, pupuk, hingga bata ringan.

Agar keberkelanjutan dan kelestarian lingkungan tetap terjaga, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), melalui Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM), telah melakukan riset pengolahan rumput laut tanpa limbah. Lembaga ini telah menjalin sejumlah kerja sama. Salah satu kerja sama dilakukan dengan satu sebuah perusahaan di Pandaan, Jawa timur, untuk mengembangkan instalasi pengolahan limbah cair dan padat.

“Ini suatu terobosan yang baik. Kita bisa mengurangi ekspor rumput laut bahan mentah, kita bisa langsung mendorong terjadinya proses pengolahan rumput laut ini di Indonesia, memberikan nilai tambah sekaligus bisa menghasilkan produk samping berupa pengolahan limbah padat dan cair dari industri tersebut yang masih bisa dimanfaatkan,” ujar Kepala BRSDM Sjarief Widjaja pada Live Webinar Pengolahan Produk bertema Industri Rumput Laut Nir Limbah pertengahan pekan lalu.

Acara ini diselenggarakan oleh Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan (BBRP2BKP) BRSDM. Informasi ini dibagikan oleh laman resmi Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui siaran pers bernomor SP.759/SJ.5/VII/2021, Sabtu (24 Juli 2021).

 

Dari Pengharum Ruangan Hingga Obat Herbal

Sementara itu, Kepala Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan (BBRP2BKP) Hedi Indra Januar mengatakan, pemanfaatan rumput laut saat ini sudah sangat berkembang. Namun perlu disosialisasikan pemanfaatan rumput laut tersebut berdasarkan hasil-hasil riset yang sudah teruji secara laboratorium. Untuk itu perlu dihilirisasikan, sehingga masyarakat bisa merasakan manfaat hasil riset tersebut.

Beberapa pemanfaatan rumput laut hasil riset BBRP2BKP di antaranya rumput laut merah jenis Eucheuma cottonii untuk produk pangan seperti olahan refined karaginan untuk produk pangan seperti jelly, pudding, permen jelly; ATC untuk gel pengharum ruangan; agar untuk jelly dan bakto agar untuk media mikrobiologi.

Selain itu, Rumput laut coklat dapat digunakan untuk pangan seperti alginat untuk minuman dan bahan prebiotik; pada produk nonpangan: alginat sebagai bahan pengental untuk batik, dan untuk farmasi seperti fukoidan sebagai obat herbal terstandar (OHT) untuk anti tukak lambung dan imunomodulator. Sedangkan pemanfaatan rumput laut hijau untuk pangan fungsional dari Ulva dan Caulerpa yang berkhasiat sebagai antidiabetes dan antikanker dan imunostimulan

“Rumput laut tidak hanya dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan tetapi juga dapat dimanfaatkan sebagai biostimulan tanaman. Limbah proses ekstraksi rumput laut masih dapat digunakan sebagai bahan baku biostimulan. Adanya kandungan makro, mikro nutrien dan zat pemacu tumbuh seperti auksin, sitokinin dan giberelin maka rumput laut dapat digunakan sebagai biostimulan untuk meningkatkan produksi tanaman. Kelebihan rumput laut dan limbahnya sebagai biostimulan adalah ramah lingkungan dan dapat menumbuh kembangkan mikroorganisme penyubur tanah,” tambahnya.

Related posts

Kena PHK? Jangan Nyerah, Ini Tips dari Sandiaga Uno

dadali

BNPB: Semeru Meletus Sejak Tahun 1818

dadali

Garibaldi Thohir Beli 34,64 Persen Saham TRIM

dadali
Select your currency
USD Dolar Amerika Serikat (US)