Image default
Internasional Sport

Sergiy Stakhovsky, Petenis Angkat Senjata Demi Lindungi Ukraina

Sergiy Stakhovsky,

Petenis Angkat Senjata Demi Lindungi Ukraina

 

BIKINRILIS.COM — Sergiy Stakhovsky, petenis kelahiran Ukraina, harus menghentikan aktivitas tenis pro-nya. Setelah pertandingan terakhirnya pada Grand Slam Australia Open di Melbourne pada 17 Januari 2022 lalu, petenis berusia 36 tahun dan ayah dari tiga anak ini memutuskan angkat senjata, mempertahankan tanah kelahirannya, Ibukota Ukraina, Kiev.

 

“Tidak pernah dalam hidup saya, saya berharap mengenakan rompi antipeluru di Kiev. Ini adalah bencana, bagaimana cara RUSIA menginvasi Ukraina, Mengebom kota, membunuh orang yang tidak bersalah. Dunia, kita harus bersatu untuk menghentikannya, menempatkan Putin di tempatnya… di Penjara,” demikian ungkap Sergiy dalam sebuah unggahannya di akun Instagram @stako_s, Kamis (3 Maret 2022) malam.

 

Sergiy menambahkan betapa berat melihat sekitarnya. “Mengalami semua kekerasan yang dipaksakan pada kita oleh pasukan Rusia dan rezim Putin. Melihat air mata di mata orang-orang yang melewati mereka yang merasa tidak pasti tentang masa depan mereka. Membawa saya hanya pada satu kesimpulan. Kita harus menang. KITA TIDAK BOLEH MENYERAH,” pungkasnya.

 

Dalam wawancaranya dengan Kantor Berita BBC, Sergiy menuturkan,”Saya tahu, saya harus menggunakan senjata. Jika saya terpaksa, saya harus menggunakannya,” tutur suami dari Anfisa.

 

Akibat perang, Sergiy meninggalkan istri dan ketiga anaknya di Hungaria. Berpisah dengan anak laki – lakinya pun tidak pernah mudah. Sergiy hanya mengatakan bahwa dirinya akan kembali. “Dan saya sangat berharap, bisa kembali”.

 

Sementara itu, Sang Istri, Anfisa, sempat membagikan pengalamannya menjadi saksi serangan Rusia ke Ukraina dalam unggahan terakhirnya, sepekan lalu pada Instagram @ anfisabeautycoach.

 

“Pukul 5 pagi hari ini, serangan udara dilakukan di seluruh Ukraina. Selanjutnya, di sepanjang perbatasan Rusia dan dari arah Belarusia, serangan juga dimulai dari daratan Krimea. Perang adalah untuk pendudukan menyeluruh atas Ukraina. Rusia telah menginvasi wilayah negara merdeka dan ingin mengubah kekuasaan dengan darah.” unggahnya.

 

Anfisa juga mengungkapkan, jika Ukraina kalah dalam perang hari ini, Eropa mungkin menjadi yang berikutnya. “Kerabat kami berusaha mencari perlindungan untuk diri mereka sendiri di ruang bawah tanah mereka, sementara hati kami berdarah untuk mereka. Anak-anak mencoba meninggalkan Ukraina dengan ibu mereka, tetapi jalan macet, tidak ada bensin di pompa bensin, dibutuhkan 7 jam hanya untuk meninggalkan Kiev. Separuh dari keluarga kami adalah dokter, mereka tinggal di sana untuk membantu… Istri mengucapkan selamat tinggal kepada suaminya, ibu mengucapkan selamat tinggal kepada putra-putranya, menutup rumah mereka, yang mungkin tidak akan pernah bisa mereka masuki lagi…😭BERHENTI PERANG!!!!” pungkasnya. (*)

 

Related posts

Didera Covid – 19, PSSI Pastikan Indonesia Tidak Ikut Piala AFF U-23

dadali

MotoGP 2022, Mandalika Test Buka Lapangan Kerja Bagi 553 Warga Lokal

dadali

Momentum Erick Thohir Bertemu Gianni Infantino dan Thomas Bach di Bali

dadali
Select your currency
USD Dolar Amerika Serikat (US)