Image default
Internasional Nasional

Sudah 37 Warga Singapura Pertama Gunakan Skema Travel Bubble

Keputusan pembukaan travel bubble Batam-Bintan-Singapura, menurut Kemenparekraf, tidak dilakukan begitu saja. Ada persiapan panjang yang telah lebih dahulu dilakukan oleh pemerintah Indonesia. Sebelum membuka travel bubble, pemerintah Indonesia telah mempersiapkan infrastruktur serta membuat mekanisme penerapan protokol kesehatan COVID-19.

 

Keputusan untuk menerapkan travel bubble ini bertujuan untuk membangkitkan pariwisata Indonesia dan ekonomi kreatif di Indonesia, khususnya Wisata Batam dan Wisata Bintan di Kepulauan Riau. Pertimbangan pembukaan travel bubble juga merujuk pada status Kota Batam dan Kabupaten Bintan yang sudah berada di level 1 Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

 

Travel Bubble merupakan kolaborasi Kemenparekraf dengan berbagai Kementerian/Lembaga, terutama Satgas COVID-19, Badan Naninal Penanggulangan Bencana (BNPB), Kementerian Luar Negeri, Kementerian Perhubungan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kedutaan Besar Republik Indonesia Singapura, Pemerintah Daerah Kepuluan Riau, industri pariwisata di Pulau Batam, khususnya yang berada di wilayah Nongsa, yang dikoordinasikan oleh Nongsa Sensation.

 

Adapun selama menjalani Famtrip, peserta melakukan site visit di area bubble yang antara lain golf course dan fasilitas akomodasi seperti Palm Spring Golf Course, Nongsa Point Marina, Turi Beach, Tering Bay Golf Course, hingga Montigo Resort.

 

Masukan Peserta

 

Lebih jauh Nia mengatakan, sejumlah peserta memberikan catatan sebagai masukan terkait skema Travel Bubble, antara lain perlunya penyempurnaan dalam penerapan aplikasi Peduli Lindungi saat akan berangkat dari Tanah Merah Ferry Terminal, akibat tidak tersedianya Tanah Merah FT sebagai port keberangkatan. “Keberadaan counter khusus APL di Tanah Merah FT akan sangat membantu kelancaran penggunaan aplikasi,” kata Nia.

 

Di samping itu, counter pemeriksa Ehac yang saat ini baru tersedia 1 unit perlu ditambahkan agar tidak terjadi antrian yang terlampau panjang untuk melalui proses ini. Ketersediaan free wifi di dalam pelabuhan juga diperlukan agar peserta lebih mudah untuk mengakses aplikasi Ehac.

 

Kemudian jumlah counter PCR Test ke depan perlu ditambahkan agar tidak hanya 2 unit ditunjang dengan kecepatan hasil sehingga tidak perlu menunggu terlalu lama. Keberadaan petugas yang memandu ataupun pemberi keterangan akan sangat membantu sehingga peserta tidak perlu kebingungan apa yang harus dilakukan selanjutnya.

 

Sebelumnya Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan kebijakan travel bubble ini diharapkan menjadi momentum kebangkitan ekonomi nasional, khususnya bagi Kepulauan Riau, serta membuka lapangan kerja seluas-luasnya,” pungkasnya. (*)

 

Related posts

Kementerian Agama Targetkan 10 Juta Produk Halal di 2022

dadali

Untuk Pertama Kalinya, 1,76 Juta Nelayan Dapatkan Bantuan Tunai

dadali

Wuling Benamkan Bahasa Desain Future-Tech, Seperti Apakah itu?

dadali
Select your currency
USD Dolar Amerika Serikat (US)