Image default
Headline

34 Juta USD untuk Patuha dan Dieng

 

 

Pembiayaan ke Panas Bumi Kian Deras,

34 Juta USD untuk Patuha dan Dieng

Indonesia membutuhkan banyak energi listrik terutama dari sumber – sumber yang dapat diperbaharui atau renewable energy. Oleh karena itulah, pemerintah Indonesia terus mendorong korporasi untuk saling mendukung demi terlaksananya percepatan pembangunan  pembangkit listrik dari sumber tenaga terbarukan, termasuk diantaranya Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP).

Dorongan pemerintah Indonesia tersebut bagai gayung bersambut, Ketika dua perusahaan dari industri berbeda saling mengikatkan kerjasama demi terwujudnya tambahan sumber tenaga listrik dari panas bumi. Kedua perusahaan tersebut adalah PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI dan PT Geo Dipa Energi.

BNI membiayai dua proyek PLTP yang dijalankan oleh Geo Dipa Energi.  Nilai kredit yang dikucurkan mencapai USD 34 Juta atau hamper Rp 500 miliar (pada kurs Rp 14.452/ USD) yang merupakan pembiayaan kontijensi pembangunan PLTP Patuha unit 2 (1x55MW) dan PLTP Dieng unit 2 (1X55MW).

Penyaluran kredit tersebut ditandai oleh Penandatanganan Perjanjian Kredit antara PT Geo Dipa Energi dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI oleh Direktur Utama PT Geo Dipa Energi Riki Firmandha Ibrahim dan Pemimpin Divisi Bisnis Korporasi 2 Maya Agustina secara virtual di Jakarta, Rabu (23 Juni 2021). Turut menyaksikan penandatanganan tersebut secara virtual Direktur Corporate Banking BNI Silvano Rumantir, Direktur Hubungan Kelembagaan BNI Sis Apik Wijayanto, serta jajaran direksi Geo Dipa Energi.

Direktur Utama GeoDipa, Riki Firmandha Ibrahim, menjelaskan bahwa GeoDipa dan BNI telah menjalin kerjasama sejak 2012 lalu dalam pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Patuha Unit 1. Di mana pada saat itu, BNI menjadi lender yang memberikan pinjaman dalam pembangunan proyek tersebut.

Menurut Riki, kerjasama ini menjadi bagian dari pengembangan energi panas bumi, khususnya untuk proyek pengembangan Dieng Unit 2 dan Patuha Unit 2 dengan melibatkan bank milik pemerintah. Hal ini mengingat masih minimnya keterlibatan bank nasional dalam pengembangan energi panas bumi di sektor hulu (eksplorasi) hingga eksploitasi.

“Ini merupakan sinergi yang baik antar BUMN dan diharapkan sinergi ini berjalan secara berkelanjutan untuk pengembangan WKP yang dikelola oleh GeoDipa,” ujar Riki.

Seperti diketahui sebelumnya, proyek ini akan mendukung pencapaian target bauran energi terbarukan sebesar 23% pada tahun 2025 sesuai Rencana Umum Energi Nasional (RUEN), mengurangi emisi karbon dan berkontribusi dalam program Pemerintah terkait penyediaan listrik bagi masyarakat.

Silvano Rumantir mengungkapkan, pembiayaan ini akan turut merealisasikan Proyek Pembangunan PLTP Patuha Unit 2  yang berkapasitas 1 x 55 MW dan PLTP Dieng Unit 2 dengan kapasitas 1 x 55 MW. Kredit ini merupakan bukti bahwa BNI mendukung secara penuh upaya pengembangan pemanfaatan energi listrik yang berasal dari energi terbarukan (renewable energy). Hal ini sesuai dengan amanat Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 51/POJK.03/2017 tentang penerapan keuangan berkelanjutan (sustainable finance).

PT Geo Dipa Energi sendiri merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dibidang energi panas bumi, yang mengemban tugas Pemerintah untuk mengembangkan pemanfaatan energi listrik khusus yang berasal dari energi terbarukan. Penandatanganan perjanjian kredit ini menunjukkan wujud sinergi kerjasama antar BUMN dan dukungan terhadap program pemerintah Indonesia dalam penggunaan energi terbarukan (renewable energy). BNI berkomitmen untuk memajukan perekonomian melalui dukungan kepada PT Geo Dipa Energi dalam pengembangan energi terbarukan di Indonesia.

Silvano menambahkan, kredit untuk energi searah dengan salah satu arah strategi bisnis BNI pada tahun 2021 yaitu peningkatan bisnis yang berkelanjutan melalui peningkatan portofolio hijau. BNI memang secara aktif menyalurkan pembiayaan kepada berbagai pembangkit berbasis energi terbarukan, antara lain pembiayaan kepada pembangkit listrik tenaga air, pembangkit listrik tenaga minihydro, dan pembangkit listrik tenaga panas bumi.

Sementara itu, Sis Apik Wijayanto menuturkan, dukungan BNI terhadap sektor energi terbarukan cukup signifikan. Hal itu dapat dilihat dari realisasi total portofolio terhadap sektor energi terbarukan yang mencapai Rp 5,2 Triliun pada Q1 tahun 2021 dan akan terus ditingkatkan. Hal ini dilakukan dalam rangka mendukung implementasi Enviroment, Social, and Governance (ESG).

“Untuk kedepannya BNI terus mendukung ekspansi pada sektor ketenagalistrikan, khususnya energi terbarukan. Diharapkan kerjasama ini terus berkembang dikemudian hari, tidak terbatas pada pembiayaan namun juga penggunaan produk-produk BNI lainnya,” pungkasnya.

 

Related posts

Mobil Listrik, Hyundai Jadi Kendaraan Resmi G20 di Indonesia

dadali

Setelah Akhir Tahun, Hari Ini, Karangasem Diguncang Gempa Lagi

dadali

Incar Kredit Digital, AGRO Right Issue Target Raup Rp 1,1 Triliun

dadali
Select your currency
USD Dolar Amerika Serikat (US)