Image default
Uncategorized

Kisah Tempe, 5.000 Kilometer dari Jakarta

 

Kisah Tempe, 5.000 Kilometer dari Jakarta

 

Untung ada Rustono, pengusaha tempe asal Indonesia yang memilih Prefektur Shiga, Jepang sebagai basis produksi tempe buatannya. Karena mantan pegawai hotel yang nekat inilah, tempe asal Indonesia diketahui dunia. Bisa jadi karena salah satu perjuangan Rustono inilah, Indonesia percaya diri mengusulkan tempe sebagai warisan budaya dunia, bukan hanya warisan budaya nasional. Karena Rustono, panganan berbahan kedelai ini mampu diproduksi di 5.535 kilometer jauhnya dari Jakarta.

Eksistensi Rustono sebagai produsen tempe jauh di daerah pedalaman Jepang ini terkonfirmasi oleh kunjungan Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk Jepang, Heri Akhmadi bersama Konsulat Jenderal RI di Osaka, Diana ES Sutikno, serta Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) Yusli Wardiatno awal pekan ini. Perjumpaan Heri Akhmadi dan Rustono ini menjadikan urusan tempe menjadi lebih serius. Tempe tidak lagi menjadi panganan sederhana yang kini banyak ditemui di pasar – pasar tradisional dan modern di tanah air, tetapi tempe akan menjadi sumber keunggulan lestari Indonesia di dunia.

Rustono menuturkan, tempe yang dikembangkannya di Jepang berasal dari hasilnya belajar secara otodidak. Walaupun lokasi Shiga terpencil, namun tempat ini sangat ideal untuk memproduksi tempe yang berkualitas tinggi karena memiliki ketersediaan air bersih yang kualitasnya mendukung proses produksi tempe.

Industri tempe yang dikembangkannya berbahan kedelai non-GMO atau Non-Genetically Modified Organism. GMO merupakan teknik modifikasi DNA organisme lewat rekayasa genetika. Hebatnya, Rustono sanggup memproduksi 10 ribu tempe per siklusnya.

Rustono juga terus memperkuat jaringan dan meningkatkan pengetahuan dengan menjadi anggota Tempe Society of Japan. “Komunitas ini senantiasa mengadakan pertemuan ilmiah tahunan dan menghasilkan publikasi Journal of the Tempe Society of Japan,” jelasnya.

Dirinya juga banyak mengenal anggota Forum Tempe Indonesia (FTI). Tidak hanya di Jepang, Rustono pun mengembangkan industri tempe hingga Mexico di benua Amerika. Dan yang membanggakan, tempe yang dijual Rustono di Mexico, dibubuhi kutipan ‘Hadiah Indonesia untuk Dunia’.

Jalan menuju penetapan tempe Indonesia sebagai warisan budaya dunia terus diupayakan oleh pemerintah. KBRI telah mengagendakan budaya kuliner tempe bekerja sama dengan FTI, dengan mengundang juru masak terbaik Jepang dan Indonesia.

“Promosi tempe sebagai pangan asal Indonesia menjadi sangat strategis mengingat tempe merupakan warisan budaya nasional. Oleh Forum Tempe Indonesia (FTI), Pergizi Pangan Indonesia dan Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) diusulkan menjadi warisan budaya dunia di UNESCO,” ujar Yusli.

Heri Akhmadi mengapresiasi kerja keras Rustono yang telah membuat tempe Indonesia mendunia. “KBRI akan terus mendukung upaya-upaya promosi agar tempe menjadi makanan yang disukai masyarakat Jepang dan menjadi kebutuhan pangan sehari-hari,” ungkapnya.

Related posts

Kabar Gembira Nih, UKM Bebas Pajak Penghasilan

dadali

Puji Syukur, Indonesia Masuki Zona Positif Ekonomi 

dadali

Buruan, Dicari 100.000 Calon Ahli Digital Level Intermediate

dadali
Select your currency
USD Dolar Amerika Serikat (US)