Image default
Headline

Berburu Produk Porang di Kota, Seru Juga

 

Berburu Produk Porang di Kota,

Seru Juga

 

Mie Shirataki Kering

 

Demam porang, jika boleh disebut demikian, kini masih menunjukkan peningkatan “temperature”. Di tengah bahana budidaya porang dari para petani atau petani – petani baru, muncul berita sedih dari Pangandaran. Petani porang Pangandaran berteriak karena penurunan harga jual umbi porang yang mereka panen. Semoga saja harga menemukan kesimbangannya, yang memuaskan semua pihak.

Sisi lain porang juga menarik disimak. Mengenal tanaman porang tentunya menyeruak masuk ruang baca dan dengar masyarakat di Indonesia, termasuk warga perkotaan, terutama dalam setahun terakhir ini. Jangan harap dapat melihat umbi porang atau tanaman porang di kota, karena rata – rata pertanian porang dilakukan di pedesaan atau bahkan hutan. Penulis yang tinggal di Tangerang, Banten, cukup penasaran dengan bentuk umbi porang sang primadona itu. Apalagi, porang menjadi salah satu komoditas pertanian yang paling sering disebut orang nomor satu di negeri ini, Presiden RI Joko Widodo.

Sekedar mengobati rasa penasaran itu, penulis memulai perburuan porang di perkotaan. Tentunya bukan berburu umbi porang, melainkan produk – produk olahan berbahan dasar porang, alias iles – iles, alias konjac, atau konyaku.

Apa sajakah produk olahan itu? Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian pada tahun 2015 membuat laporan berjudul Tanaman Porang: Pengenalan, Budidaya, dan Pemanfaatannya. Didalamnya disebutkan bahwa Produk porang yang biasa diolah dan dipasarkan dari umbi segar adalah chips, tepung porang (konjac flour) dan tepung glukomannan (konjac glucomannan).

Ok, ketiga produk olahan porang ini masih perlu diolah sebelum bisa dikonsumsi oleh “orang kota”. Perburuan dilanjutkan pada produk olahan yang diturunkan dari salah satu atau ketiga produk diatas. Pilihan jatuh pada beras porang atau mie porang, yang akrab disebut Beras Shirataki atau Mie Shirataki.

Mie Shirataki Basah

 

Beras dan Mie Shirataki

Dimana mencari Beras Shirataki atau Mie Shirataki? Pencarian dilakukan ke beberapa Toko Swalayan, dengan tujuan mengukur tingkat kemudahan mencari produk olahan porang tersebut, tanpa perlu bertanya pada pelayan. Nah, Toko Swalayan itu ada 5 kelas, yaitu minimarket, supermarket, department store, hypermart, dan pusat grosir atau perkulakan. Itu ada aturannya loh. Peraturan Menteri Perdagangan RI Noomor 23 Tahun 2021 Tentang Pedoman Pengembangan, Penataan, dan Pembinaan Pusat Perbelanjaan dan Toko Swalayan.

Nah, pencarian di minimarket atau toko swalayan kecil berukuran sekitar 100 meter persegi, terdekat, belum ditemukan tuh Beras Shirataki atau Mie Shirataki. Nah, barulah di supermarket atau toko swalayan berukuran sedang diatas 1.000 meter persegi ditemukan Mie Shirataki basah. Kali ini, ditemukan di Superindo, tepatnya di Larangan, Ciledug dan Karang Tengah, Ciledug. Senang betul menemukan produk “keturunan” porang ini, karena ternyata tidak jauh dari tempat beraktifitas, dan Superindo memang sudah ada dimana – mana toh.

Tiga hal lain yang membuat tambahan senang adalah, Pertama, harganya terjangkau, sekitar Rp 9.000 – an perbungkus. Kedua, tidak sulit mencarinya, lihat saja di area lemari pendingin. Ketiga, setelah membaca keterangan produksinya, Puji Syukur, ternyata buatan Jawa Timur. Iya, buatan PT Ambico Pasuruan. Kirain dari Jepang atau Korea Selatan. Cerita tentang generasi ketiga Ambico sudah kami tulis di bikinrilis.com. Cek aja artikel yang judulnya: “Ada Tentara Jepang Dibalik Sejarah Porang Indonesia”. Seru, dan gak nyangka pokoknya.

Lah, terus Beras Shirataki nya mana? Nah, untuk yang satu ini, ayo kita jelajahi beberapa supermarket di Jakarta. Kebetulan ada kesempatan berkunjung ke sebuah Toko Swalayan yang ada di dalam area mall di Kawasan Senayan. Disini, kembali senang, karena tidak hanya Mie Shirataki basah yang ditemukan, tetapi Mie Shirataki kering dan Konyaku berbentuk Kotak yang juga buatan Ambico. Masing – masing dibandrol Rp 56.900 dan Rp 18.900 per bungkus.

Mie Shirataki Instan

Mie Instan Shirataki

 

Bukan hanya itu. Di tempat yang sama ditemukan juga Mie Shirataki Instan. Wuih, seperti mie instan yang sudah turun – temurun kita konsumsi, cuma bedanya ini terbuat dari porang. Serunya lagi, mie – mie shirataki instans ini juga buatan dalam negeri Kawan. Yang Pertama, buatan PT Aquasolve Sanaria, asal Tangerang Selatan, Banten. Kedua, PT Quindofood Bogor, Jawa Barat, Gaeesss.

Mie Shirataki Instan ini pun diolah dengan berbagai rasa, mulai dari mie goreng original, mie rebus soto, hingga rasa spageti saus karbonara. Harga jualnya ada dikisaran Rp 19.900 hingga Rp  20.900 per bungkus. Merasa susah mencari mie langka ini, penulis coba borong lah 10 bungkus dari The Foodhall, FX Senayan, Jakarta ini.

Akhirnya ketemu

Beras Shirataki nya min, gimana? Sampai disini pun belum ketemu. Sabar. Perburuan kembali dilanjutkan. Kali ini ke sebuah Supermarket di Kawasan Bintaro, Tangerang Selatan, Banten.

Wah, kejutan. Akhirnya, yang dicari – cari ketemu. Iya, Beras Shirataki akhirnya diketahui lokasinya. Gak nyangka, karena dalam bayangan, bentuk Beras Shirataki, yang seperti beras – beras pada umumnya. Jadi selalu saja pencarian awal di tempat perbelanjaan dilakukan dari rak – rak beras. Padahal, Beras Shirataki diletakan terpisah, dikumpulkan dengan produk – produk olahan porang lainnya.

 

Beras Shirataki

 

Bentuknya pun jauh dari beras yang biasa kita makan. Beras Shirataki sepintas seperti kepingan tepung berwarna putih. Kalau saja tidak ada keterangan tertulis dibungkusnya, “KONYAKU Grain, Beras Analog (Olahan Tepung Iles – iles), bakal terlewatkan lagi Beras yang dicari – cari itu. Tulisan tersebut dibubuhkan pada kemasan produksi Ambico. Termasuk Beras Shirataki lainnya yang dikemas lebih sederhana disebelahnya, sama – sama diproduksi perusahaan yang sama.

Beras Shirataki ini dikemas dalam beberapa ukuran, mulai dari 250 gram, 500 gram, hingga 1.000 gram. Kisaran harganya adalah mulai dari Rp 67.000 hingga lebih dari Rp 200.000.

Pesaing Amerika

Sudah puas? Belum. Masih ada kejutan lain. Rupanya produk olahan Porang ini diproduksi dengan beragam bentuk. Selain Mie Shirataki Basah berbentuk mie panjang – panjang, ada juga Beras Shirataki basah, sudah berbentuk bulir – bulir dalam kemasan yang hampir sama dengan Mie Shirataki Basah. Jadi lebih efisien dalam penyajian nanti.

Sekadar informasi saja. Sudah ada pesaing asal Amerika Serikat yang berjualan produk olahan Porang loh, dalam hal ini Beras Shirataki Basah. Barangnya sudah ada di lemari pendingin Supermarket yang sama. Hebatnya, Ambico masih unggul dari segi harga yang jauh lebih murah. Rp 12.000 per bungkus buatan Pasuruan versus Rp 25.000 buatan Amerika Serikat.

Observasi kecil ini mestinya cukup membuat Pak Presiden lega. Karena keinginannya membawa umbi porang ke tahapan industrialisasi, nampaknya sudah menunjukkan benih – benihnya. Selamat berburu porang.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Related posts

Tarian Greysia dan Apriyani, Bikin Penasaran Akun Olympics

dadali

Seru Nih! Semilyar Vaksin Bakal Banjiri Dunia

dadali

Gempa Pasaman Tewaskan 7 Jiwa, 5.000 Warga Mengungsi

dadali
Select your currency
USD Dolar Amerika Serikat (US)