Image default
Uncategorized

Dapat Vaksin itu Susah Bro, Dunia Berjuang Lawan Kelangkaan Vaksin

Dapat Vaksin Itu Susah Bro,

Dunia Berjuang Lawan Kelangkaan Vaksin

 

Vaksinasi di Jakarta, beberapa waktu lalu

 

Bagi orang Indonesia, kabar vaksinasi Covid – 19 sepertinya sudah menjadi makanan sehari – hari pada hampir di semua jalur komunikasi massa, baik media konvesional maupun sosial media. Ajakan pemerintah agar semua warga negara yang memenuhi syarat untuk divaksin terus menerus memenuhi ruang dengar publik.

Namun, ada loh negara di dunia yang bahkan tidak sanggup memberikan vaksin untuk warga negaranya di tengah gempuran virus Corona yang tidak mengenal batas negara. Indonesia perlu bersyukur, karena masih mampu mengamankan vaksin disaat dunia tengah berjuang dengan kelangkaan dan diskriminiasi vaksin.

Demikian benang merah yang muncul dalam perbincangan hangat Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dengan Deddy Corbuzier dalam Podcast Close the Door yang diunggah di channel youtube pada Sabtu, 17 Juli 2021.

“Masalah kesenjangan vaksin di dunia. Ada negara yang punya vaksin melebihi jumlah penduduknya, ada negara yang baru bisa memberikan vaksin hanya untuk 1% penduduknya. Ini yang dibahas saat ini. Kapan dunia mau selesai kalau masih ada diskriminasi. Dunia kan 1. Emang virus melihat batas negara? Virus tidak akan menyerah dan traveling terus kemana dia suka,” ujar Retno.

Menurutnya, Kementerian Luar Negeri RI mencatat bahwa jumlah vaksin curah (bulk) dan vaksin jadi yang sudah masuk ke Indonesia mencapai 142,973 juta dosis. Dimana 115 juta dosis diantaranya dalam bentuk curah, dan 27 juta dosis lainnya merupakan vaksin yang siap pakai. Seiring waktu berjalan, sudah terdapat 55 juta dosis vaksin yang sudah disuntikan di Indonesia.

Aliran vaksin ke Indonesia itu terjadi ketika di dunia masih berada pada kelangkaan vaksin. Setiap negara yang memerlukan vaksin harus berebut. Ini harus dilakukan karena WHO telah menekankan bahwa hanya ada 2 cara untuk menahan laju penyebaran Covid – 19, yaitu Pertama, dengan mempercepat vaksinasi, Kedua, dengan menekan mobilisasi penduduk bumi.

“WHO mengamati bahwa 4 minggu terakhir secara berturut – turut terjadi kenaikan signifikan, dan kematian yang juga meningkat, dimana dengan varian of concern adalah Varian Delta. Ada satu negara yang 70 – 90 persen dikuasai Varian Delta. WHO juga bilang untuk melawan ini, adalah akselerasi vaksinasi dan tekan mobilitas. Vaksinnya ada gak di Dunia? Masih jarang, Rebutan,” ujar Retno.

Meskipun jumlah vaksin yang masuk ke Indonesia tergolong besar, namun Retno menegaskan bahwa Indonesia belum memiliki kapasitas untuk membantu vaksin ke negara lain. Namun, Indonesia pernah membantu negara lain dalam bentuk selain vaksin. Seperti saat Indonesia mengevakuasi WNI dari Wuhan, pada awal tahun 2020.

“Saat itu kita juga membantu China. Pesawat yang membawa WNI kita itu membawa bantuan untuk China. Begitu juga dengan India, kita kirim tabung oksigen. Kita dibantu juga kok sama negara lain. Dinihari tadi sudah datang bantuan UEA. Ada juga tambahan vaksin dari Jepang dan Amerika Serikat. Australia mengirim tambahan ventilator. Hidup kan seperti itu. Sama seperti kita hidup dalam RT (rukun tetangga). Di saat kita sedang memiliki kelonggaran, kita akan bantu tetangga yang membutuhkan,” ungkap Retno.

Related posts

Tarung Esport Antar Sekolah Dimulai, 1.024 Tim Berebut Gelar BNI King of School

dadali

Inspirasi Bisnis, Gokil! Sepatu ini Bergambar Nyi Roro Kidul

dadali

Banyuwangi – Lombok Kini Terhubung, Ringankan Beban Lalu Lintas di Pulau Bali

dadali
Select your currency
USD Dolar Amerika Serikat (US)