Image default
Mencari Kerja

Diam-diam, Ciamis Panen Padi Unggul Baru, Produktivitas Naik 27%

Diam-diam, Ciamis Panen Padi Unggul Baru,

Produktivitas Naik 27%

 

Kabupaten Ciamis kini menjadi lokasi percontohan budidaya padi varietas unggul baru (VUB). Varietas tanaman padi ini sukses dipanen dengan tingkat produktivitas memuaskan karena berhasil mencatatkan peningkatan produktivitas padi sekitar 27,5%. Dimana, pada panen sebelumnya yang menggunakan varietas padi bukan unggulan dihasilkan 5,67 ton padi per hektar lahan, kini bisa memproduksi 7,23 ton per hektar.

Panen perdana VUB ini dilaksanakan oleh Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Barat di Desa Puloerang, Kecamatan Lakbok, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, akhir pekan lalu. Seperti diungkapkan dalam situs resmi Kementerian Pertanian RI, VUB ini diberi label Padi Khusus dan Spesifik Lokasi dengan Menerapkan Budidaya Padi Ramah Lingkungan (BPRL).

Dalam panen padi di area demplot seluas 10 hektar ini, BPTP Jabar telah mengajak Kelompok Petani Sri Mukti untuk mengaplikasikan VUB yang dikeluarkan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan), diantaranya Inpari 32, Inpari 33, Inpari 35, Inpari NutriZinc, Pamelan dan Mantap, sejak Mei 2021.

Dari hasil ubinan pada varietas Inpari 32, produktivitas menunjukan peningkatan hasil, dimana kini didapat 7,23 ton/ha dari kondisi existing 5,67 ton/ha, artinya telah terjadi peningkatan produktivitas mencapai 27,5%.

Seusai panen dan dalam agenda Temu Lapang, Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan (Puslitbangtan) Priatna Sasmita mendorong penerapan VUB oleh petani. Dengan varietas yang beragam, BPTP Jabar dapat mengaplikasikan VUB sesuai dengan kebutuhan spesifik wilayah.

“Hingga saat ini, Kementerian Pertanian melalui Badan Litbang Pertanian telah mengeluarkan lebih dari 300 varietas,” tuturnya.

Tak hanya menekankan penggunaan VUB, pada lokasi demplot ini juga diterapkan teknologi BPRL, yakni suatu pendekatan budidaya padi dengan menggabungkan berbagai komponen teknologi yang spesifik lokasi dan penggunaan teknologi bioproduk.

Plt. Kepala Balai BPTP Jawa Barat, Wiratno menjelaskan komponen utama dari teknologi BPRL selain pemilihan VUB khusus dan spesifik lokasi, juga menerapkan sistem tanam jajar legowo, biodekomposer Agrodeko, pupuk Hayati Agrimeth, dan pesitisida nabati Bioprotektor.

Wiratno yang juga penemu Bioprotektor menambahkan, Bioprotektor merupakan pestisida nabati multifungsi. Selain itu, ia pun menjelaskan Bioprotektor dapat berperan sebagai insektisida, fungisida maupun moluksisida.

“Bioprotektor ini memiliki keunggulan untu mengendalikan berbagai hama, juga meningkatkan pertumbuhan vegetatif dan meningkatkan produksi tanaman. Bapak (petani) kalau pakai cukup sedikit saja, seukuran 3cc/l saat 2-3 hari sebelum benih pindah ke lapangan, kemudian dilanjutkan 5 cc/l saat 7 – 10 hari setelah benih ditanam, nanti bapak bisa lihat akarnya cepat sekali tumbuh dan lebih panjang,” pungkas Wiratno.

 

Related posts

EVOS Esports Adopsi Avarik Saga, Game Metaverse NFT P2E Pertama di Indonesia

dadali

Letusan Semeru: Padamkan Listrik 30.523 Pelanggan & Robohkan Jembatan Utama

dadali

CEO Bukalapak Mundur untuk Gabung di Pemerintahan

dadali
Select your currency
USD Dolar Amerika Serikat (US)