Image default
Headline

Mantab, Rp 270 Miliar Siap Meluncur Sukseskan Program Vokasi

Mantab, Rp 270 Miliar Siap Meluncur
Sukseskan Program Vokasi

 

 

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyiapkan anggaran sebesar Rp 270 miliar untuk menyukseskan program Merdeka Belajar 11 atau Kampus Merdeka Vokasi. Dengan anggaran khusus ini, perguruan tinggi akan mendapatkan kesempatan seluas-luasnya untuk mengembangkan program – program vokasi, sebuah terobosan untuk memperkuat link and match antara perguruan tinggi dengan dunia kerja.

Dana tersebut akan didistribusikan untuk program SMK-D2 jalur cepat dan program peningkatan program studi D3 menjadi sarjana terapan (D4) sebesar Rp 90 miliar. Selebihnya, Rp 180 miliar untuk dana padanan (matching fund), yakni untuk pengembangan Pusat Unggulan Teknologi, hilirisasi produk riset terapan, dan start-up kampus vokasi yang dibangun bersama industri.

“Untuk dana kompetitif setiap usulan akan diberikan maksimal Rp1 miliar tergantung kualitas usulan. Sementara itu, untuk dana padanan itu harus memiliki kualifikasi dan ketentuan sesuai dengan persyaratan. Di antaranya harus bisa bisa meraih partner industri dengan kontribusi dana incash atau inkind dari industri. Perbandingan dana yang akan diberikan maksimal 3:1, artinya bila industri memberikan 1 rupiah, maka pengusul akan mendapat maksimal 3 rupiah dari Kemendikbudristek bergantung kualitas usulannya,” demikian disampaikan Direktur Pendidikan Tinggi Vokasi dan Profesi, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek, Benny Bandanadjaja, pada Bincang Interaktif bersama media secara daring di Jakarta dan dipublikasikan pada siaran pers resmi Kemendikbudristek.

Benny mengatakan, bagi para pemangku kepentingan yang hendak mengikuti program ini, petunjuk teknis dapat diakses pada laman ppptv-ptn.kemdikbud.go.id (untuk dana kompetitif) dan kedaireka.id/diksi (untuk dana padanan). “Di sana, ada panduan template usulan, cara mengusulkan dan sebagainya, tentunya komunikasi tidak terbatas pada website saja, kita melakukan sosialisasi dan komunikasi lanjut bila diperlukan. Kedai Reka itu kan diinisiasi oleh Ditjen Dikti, di dalamnya ada platform yang mempertemukan industri dengan perguruan tinggi,” ujar Beny.

Saat ini, terdapat lebih dari 31 program studi SMK D-2 jalur cepat (fast track) yang menyatakan minat. “Jadi, untuk SMK sudah ada ratusan dan tetap mereka harus mengusulkan dalam bentuk proposal,” ucap Beny.

Animo dari dunia kerja, lanjut Beny, sebetulnya sebelum ada program inipun SMK dan perguruan tinggi itu umumnya sudah memiliki rekan dunia kerja atau industri yang selama ini sudah bekerja sama. Namun, kebijakan ini bertujuan untuk lebih meningkatkan kerja sama tersebut menjadi lebih tinggi lagi.
“Kalau dulu kerja samanya mungkin hanya sebatas magang, sekarang bisa kita tambah menjadi pengembangan kurikulum, mungkin dosennya bisa mengajar dan sebagainya sehingga semakin banyak bentuk kerja samanya, memenuhi paket link and match 8+i yang dicanangkan Ditjen Diksi,” ujar Beny.

Related posts

Presiden Joko Widodo Terima 21 Nama Calon Anggota Dewan Komisoner OJK

dadali

BRMS Incar Tambang Emas di Aceh Seluas 36.000 Hektar

dadali

Jadi Anak Batak, Nama Erick Thohir Ditambah Sidabutar 

dadali
Select your currency
USD Dolar Amerika Serikat (US)