Image default
Trend

Inspirasi Bisnis: Perkaya Nilai, Kunci Menembus Setiap Persaingan

Inspirasi Bisnis:

Perkaya Nilai, Kunci Menembus Setiap Persaingan

 

detikcom

 

Sukses dan memulai bisnis membutuhkan lebih dari sekadar ketekunan, atau selesai setelah produk dihasilkan. Bisnis yang sukses dan memiliki daya tahan terhadap persaingan adalah bisnis yang memiliki kekayaan nilai. Produk yang indah itu penting, namun produk yang dibuat dengan rangkaian proses yang kaya nilai – nilai akan memilik daya tahan dari ketidakpastian pasar, bahkan tahan terhadap serangan produk impor yang membanjiri pasar domestik tanpa dapat ditahan.

Strategi inilah yang mendasari Syahnaz Nadya Winanto untuk terus gigih dan ulet mengembangkan bisnisnya dengan merk Rorokenes. Sociopreneur – lah yang membuat setiap produk yang dihasilkan menjadi sangat berharga. Ketika sebuah tas anyaman disukasi oleh pembeli, maka itu adalah kebanggaan seluruh  keluarga besar Rorokenes, dari pegawai di sektor hulu, hingga hilir. Bukan hanya kebanggaan seorang Syahnaz Nadya Winanto.

Tidak heran, rumah produksi Rorokenes didesain sebagai madrasah yang memberdayakan bagi korban kekerasan rumah tangga, atau orang – orang yang perlu diberdayakan. Syahnaz menjadikan rumah produksinya sebagai Rumah Aman yang dapat melahirkan pekerja yang memiliki integritas dan kebanggaan dalam mendukung produksi. Ini baru satu nilai. Yuk kita gali nilai – nilai lain yang mendasari setiap produk Rorokenes menjadi berharga.

Syahnaz Nadya Winanto mendirikan Rorokenes di 2014, sebuah perusahaan artisan tas asal Semarang, Jawa Tengah. Perusahaan ini besar karena cinta pada seni membuat tas anyaman artisan. Cinta yang menjadi hobi, dan setelahnya menjadi bisnis yang membesarkan Namanya, Keluarga Besar Rorokenes.

Produknya terfokus pada tas kulit, tas anyam kulit, hingga tas tenun yang berorientasi lokal dengan visi global, elegan, dan didesain timeless. Namun, ada nilai luhur yang diusung setiap produk yang diciptakan, yaitu adanya kesetaraan gender. Ini salah satu nilai lagi yang membuat setiap pengguna tas Rorokenes bisa bangga memakainya, mereka rata – rata generasi aktif dan produktif berusia 28 – 40 tahun. Usia yang bisa dibilang muda.

Karena Indonesia Kaya

Siapapun di Indonesia ini bisa menghasilkan produk bernilai tinggi. Karena Indonesia memiliki modal yang hebat, termasuk modal kekayaan alam dan budayanya. Salah satunya adalah budaya anyaman dari hasil alam yang berlimpah.

Dalam hal anyaman, sejarahnya cukup Gokil loh. Saking berharganya sebuah hasil anyaman, di Indonesia pernah dijadikan sebagai alat tukar, sebagai pengganti uang. Syahnaz menangkap peluang ini. Dia jadikan anyaman sebagai pola awal dan kekayaan dasarnya, dipadukan dengan bahan pilihan.

Sejarah anyaman saja tentu tidak cukup untuk bersaing di mancanegara, bahkan di pasar dalam negeri. Syahnaz menekankan bahwa agar produknya memiliki ciri khas agar dapat tampil berbeda di pasar domestik dan dikagumi di pasar global.

Satu nilai tambah lain dari Rorokenes adalah bahan bakunya yang 90% mengandung content lokal, dibuat oleh pegawai dari hulu ke hilir dengan upah yang layak, dan memperhitungkan setiap sobekan limbah yang tidak terpakai. Limbah saja, mereka pertanggungjawabkan. Limbah sisa – sisa bahan produksi disumbangkan ke lingkungan sekitar agar dapat diolah lagi untuk menjadi produk baru lain.

Rangkaian nilai itulah yang menjadikan Syahnaz yakin bahwa Rorokenes layak memiliki posisi dan diperhitungkan di dalam satu ruang kompetisi dengan produk yang telah mengglobal. Syahnaz  menyebut merek ternama dunia seperti Botega Veneta, Falorni, hingga Fossil.

“Saya tahu pesaing tertinggi adalah Botega Veneta. Ternyata, produk ini ada saja produk KW – nya, buatan China dan Korea Selatan yang tergolong mirror 1 yang masih tinggi juga harganya. Padahal peminat masih banyak. Nah, Rorokenes memperkenalkan produk alternatif dengan kualitas yang melebihi produk – produk mirror 1 tersebut, namun dengan harga yang lebih terjangkau,” ujarnya saat berbagi dalam Festival Ide Bisnis by Xpora BNI yang digelar bersama detikcom awal Agustus 2021.

Sejak awal,  Syahnaz menegaskan tidak bersaing dengan produk lokal Indonesia, karena sesama produk dari negeri sendiri, tidak saling bersaing. Sehingga target persaingannya langsung dengan produk asing.

Cakap dalam berkompetisi

Syahnaz menuturkan situasi bisnis semakin menantang setelah memasuki era Volatility, Uncertainty, Complexity, dan Ambiguity (VUCA) dimana produk impor membanjiri tanah air dengan mudahnya. Apalagi, dunia tinggal seujung jari, tinggal klik, sudah mampu menjangkau belahan dunia manapun, dan melihat produk apapun. Bagaimana nasib produk dalam negeri?  Tentu tidak masalah. Caranya mencari strategi agar nilai – nilai yang membangun produk sangat sulit diungguli oleh pesaing.

“Produk memang harus indah. Indah sesuai dengan standar global dan domestik. Ini harga mati. Dan pastikan maju bersama-sama. Pastikan Branding dan Marketing Communication yang kuat. Branding dan produk yang kekinian adalah yang ada impact sosialnya, yaitu memanusiakan manusia, memiliki tujuan yang jelas, dan berpihak dengan alam.  Bagaimana membuat bisnis aman bagi pegawai kita, dan tumbuh bersama. Bagaimana agar alam tetap dapat diwariskan. Jadi kami tidak hanya berbicara tentang tas bagus, tetapi melalui sebuah produk, kualitas sebuah bangsa pun terwakili,” tutur Syahnaz.

Dengan value yang sama, Syahnaz berusaha mengukur Impact dari produknya bagi pembeli luar negeri. Apakah dengan rangkaian value yang mendasari produk Rorokenes akan membuat mereka kembali membeli produk asal Indonesia? Jawabannya pasti iya.

Sebuah pengalaman menggelikan justru menjadikan keunggulan Rorokenes tidak diragukan lagi. Yakni Ketika Syahnaz diajak pameran di Rusia, dan mewakili Jawa Tengah. Tas produksi Rorokenes malah ditahan pihak imigrasi Rusia karena dinilai sekelas dengan produk keluaran rumah mode asal Perancis, Louis Vuitton. Padahal produk yang sama sudah bolak – balik ke Eropa, dan tidak pernah ada masalah.  Namun, di Rusia tidak ada maaf. Imigrasi mereka menganggap aneh, ada barang berkualitas tinggi kok dijual dengan harga murah.

“Ya akhirnya di pameran internasional ini, saya ikuti tanpa satu pun barang yang dipamerkan.  Imigrasi Rusia akhirnya mengeluarkan harga perkiraan mereka, yaitu 5x lebih tinggi dari harga asli yang saya bawa,” kenang Syahnaz.

Jago Ekspor

Sejak 2019, Rorokenes telah diekspor secara wholesale ke Jepang dan negara lain seperti Singapura, Hong Kong, Amerika Serikat, Perancis, Malaysia, dan Thailand.

Ia mengungkapkan, dirinya merasa sangat terbantu atas dukungan BNI sehingga tetap mampu mengembangkan bisnis kendati mengalami tantangan seperti pandemi sekarang. Dengan omzet Rp 2,9 miliar per tahun, kini Syahnaz aktif turun ke lapangan membantu mengisi pelatihan UMKM lain. Selain mengajar dan menjadi pembicara di lingkungan sekolah, kampus, nasional sampai skala internasional. Rorokenes juga melakukan program bersama Baznas kota Semarang dengan membuat program pelatihan menganyam serta peningkatan literasi ekonomi bagi ibu-ibu.

Dalam perjuangannya itu, Syahnaz masih mencatat salah satu dukungan yang juga diberikan pihak lain, yaitu perbankan. Keberadaan perbankan yang menyediakan kredit berbunga ringan, dalam hal ini KUR sangat membantu. Salah satu bank yang memiliki catatan berkolaborasi adalah BNI. “BNI berperan penting bagi Rorokenes, banyak program dari BNI salah satunya KUR yang teramat mudah dan murah. Dipakai untuk pengembangan usaha, bunganya pun 0,5% per bulan. Jadi ini terbantu sekali untuk penambahan modal,” terangnya.

 

Related posts

Optimalkan GATF, BNI Hadirkan Weekend Banking 

dadali

Indonesia Bangun Kapal Selam Bersuku Cadang Lokal Buatan PT PAL

dadali

Lido World Garden Dibangun, Terbesar di Asia Tenggara

dadali
Select your currency
USD Dolar Amerika Serikat (US)