Image default
Trend

Paska Holding Ultra Mikro Terbentuk, Kredit UMKM BRI Mendominasi 82,67%

 

Paska Holding Ultra Mikro Terbentuk,

Kredit UMKM BRI Mendominasi 82,67%

Kombinasi beragam factor telah meningkatkan proporsi kredit UMKM terhadap total kredit yang disalurkan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI sebesar 2,02%, yaitu dari semula 80,65% pada Kuartal III tahun 2020 menjadi 82,67% pada periode yang sama tahun ini. Faktor utama pendorong peningkatan proprosi kredit UMKM tersebut adalah efek dari dibentuknya Holding Ultra Mikro BRI dengan Pegadaian dan PNM.

Dengan proporsi tersebut, penyaluran Kredit UMKM tersebut menjadi penopang utama kinerja kredit perseroan. Demikian disampaikan Direktur Utama BRI Sunarso dalam press conference Laporan Keuangan Triwulan III di Jakarta, Rabu (27 Oktober 2021).

Sinyal positif kinerja konsolidasian BRI tercermin dari penyaluran kredit pada akhir September 2021 sebesar Rp 1.026,42 triliun atau tumbuh 9,74% year on year (yoy), dimana angka ini lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan kredit perbankan nasional sebesar 2,21%.

Sunarso mengungkapkan, salah satu faktor utama penopang pertumbuhan kredit konsolidasian BRI yakni penyaluran kredit segmen UMKM yang tumbuh 12,50% yoy atau mencapai Rp 848,60 triliun pada akhir September 2021. Capaian tersebut membuat proporsi kredit UMKM dibanding total kredit BRI pun meningkat dari semula 80,65% pada akhir September 2020 menjadi 82,67% pada akhir September 2021.

“Peningkatan penyaluran kredit UMKM yang sangat signifikan pada kuartal III 2021 tidak terlepas dari pembentukan sinergi holding Ultra Mikro bersama Pegadaian dan PNM, disamping pemulihan kondisi ekonomi akibat kian melandainya pandemi,” ujarnya.

Apabila dirinci per segmen, penyaluran kredit mikro BRI tercatat Rp. 464,66 triliun, kredit konsumer sebesar Rp. 147,16 triliun, kredit kecil dan menengah Rp. 236,77 triliun dan kredit korporasi Rp. 177,83 triliun. BRI juga berhasil menjaga kualitas kredit yang disalurkan, dimana hal tersebut tercermin dari rasio NPL BRI yang manageable di kisaran 3,28% pada akhir kuartal III 2021 dengan NPL Coverage mencapai 252,94%.

Pertumbuhan kredit tersebut tidak terlepas dari topangan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang berhasil tumbuh menjadi Rp 1.135,31 triliun. Proporsi dana murah (CASA) BRI pun terus merangkak naik, dimana pada akhir kuartal III 2021 tercatat 59,60 persen atau lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun lalu yakni sebesar 59,02 persen. Itu dikarenakan tabungan yang mendominasi DPK BRI dengan total mencapai Rp 470,16 triliun, tumbuh 7,12 persen yoy.

“Keberhasilan perseroan dalam meningkatkan proporsi dana murah membuat biaya dana atau Cost of Fund (COF) BRI terus menurun, Hingga akhir September 2021 COF BRI tercatat 2,14 persen, lebih rendah dibandingkan COF BRI pada September 2020 sebesar 3,45 persen,” imbuh Sunarso.

Solidnya kinerja BRI dari sisi penyaluran kredit dan pendanaan membuat aset perseroan terus tumbuh. Hingga akhir kuartal III tercatat aset BRI mencapai Rp.1.619,77 triliun atau tumbuh 11,87 persen yoy. Sementara itu, laba BRI per September 2021 tercatat Rp.19,07 triliun atau tumbuh 34,74 persen yoy. “Ini merupakan buah dari hasil strategi BRI yang terus menekankan pada sustainability dan pencadangan pada saat kondisi ekonomi belum pulih sepenuhnya akibat pandemi,” ujarnya.

 

Related posts

Mau Pasang PLTS? Cek Dulu Aplikasi Ini

dadali

Ini Sebab Jokowi Sebut Erick Thohir Menteri Andalan

dadali

Kini Giliran Hong Kong Masuk Daftar Larangan Masuk ke Indonesia

dadali
Select your currency
USD Dolar Amerika Serikat (US)