Image default
Daerah Headline

Dua Orang Tewas Akibat Gempa Pasaman Barat, BMKG Minta Masyarakat Waspadai Pasca Gempa

 

Dua Orang Tewas Akibat Gempa Pasaman Barat,

BMKG Minta Masyarakat Waspadai Pasca Gempa

BIKINRILIS.COM — Dua orang tewas akibat gempa yang terjadi di Pasaman Barat, Sumatera Barat, Jumat (25 Februari 2022) pagi tadi. Selain itu, 20 orang lainnya dilaporkan terluka.

“Itu data sementara yang kami terima sampai saat ini. Kami akan berkoordinasi terus dengan Pemerintah Daerah, TNI, Polri sehingga dapat diketahui dampak bencana ini secara keseluruhan dalam waktu dekat,” ujar Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letnan Jenderal Suharyanto dalam konferensi pers bersama Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Indonesia (BMKG) yang dilakukan secara virtual pada Jumat (25 Februari 2022).

Suharyanto meminta masyarakat agar mewaspadai dampak pasca gempa. Rata-rata di daerah bencana, masyarakat tidak mewaspadai bangunan retak yang rusak akibat dampak gempa.

Lebih jauh, Suharyanto meminta pemerintah daerah untuk menyiapkan lokasi pengungsian, untuk memitigasi dampak pasca bencana. Pada Jumat ini, BNPB sudah mengirimkan Tim Reaksi Cepatnya ke Pasaman Barat. “Kami akan mendampingi Pemerintah Daerah, TNI Polri, dan BNPD untuk menangani gempa segera,” ujarnya.

 

Baca Juga:

Demi Smelter Antam, PLN Pindahkan 2 Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas dari Sumatera ke Halmahera

Indonesia Timur, Kini Punya PLTA Poso dan PLTA Malea

Presiden Joko Widodo Minta, Indonesia Produk 2 Juta Kendaraan Listrik Tahun 2025

 

Sementara itu, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyebutkan, sebelum gempa bumi yang terjadi di Pasaman Barat, Jumat (25 Februari 2022) pagi tadi, dengan Magnitudo 6,2, telah terjadi 9 kali gempa bumi yang tercatat telah terjadi di Segmen Angkola, Sesar Besar Sumatera yang berada di Kawasan Sumatera Barat. BMKG meminta masyarakat Pasaman Barat, Sumatera Barat untuk tetap waspada.

Salah satu alasannya adalah karena gempa bumi yang terjadi Jumat pagi masih berada di bawah kekuatan maksimal sumber gempa yang berada di segmen Angkola pada patahan atau sesar Sumatera. Kekuatan gempa terbesar yang pernah terjadi di sesar Sumatera adalah M7,6.

“Di Segmen Angkola ini energi terbesar adalah pada saat terjadi gempa bumi sebesar M7,6. Pada gempa hari ini masih M6,1, jadi belum sepenuhnya terlepas energinya, karena energi yang belum dilepaskan sebenarnya bisa 7,6. Jadi sepatutnya tetap waspada dengan mitigasi yang tepat terutama bangunan standar gempa bumi,” ujar Dwikorita.

Dwikorita menyebutkan, sejarah gempa di sesar Segmen Angkola ini cukup Panjang. Terhitung sudah 9 kali gempa hingga gempa tadi pagi. Gempa Pertama, terjadi pada 26 Agustus 1835 berlokasi Padang. Kedua, 6 Juli 1904 di Sirisori Sumatera Barat dan menyebabkan tsunami di pantai Sirisori. Ketiga, tahun 1996 di Padang Panjang dengan lebih dari 300 orang meninggal dunia, berdampak ke Danau Maninjau, Danau Singkarak hingga Bukit Tinggi. Keempat, terjadi pada 4 Februari 1971, berlokasi di Pasaman dengan kekuatan M 6,3.

Gempa Kelima terjadi pada 8 Maret 1977 di Pasaman menyebabkan 337 rumah rusak. Keenam, pada tahun 1995 dengan kekuatan M7, dengan jumlah korban tewan mencapai 84 orang dan menyebabkan lebih dari 1.500 terluka dan merusak 7.137 rumah. Ketujuh, pada 16 Februari 2004 terjadi di Tanah Datar berkekuatan M5,6. Kedelapan pada 22 Februari 2004 di Pesisir Selatan. Kesembilan, terjadi di pada 30 September 2009 berlokasi di Padang Pariaman dengan kekuatan M7,6, menimbulkan korban jiwa 75 orang  tewas.

Gempa Susulan

Gempa terbaru adalah gempa bumi yang tidak berpotensi tsunami karena terjadi di darat tepatnya 12 kilometer dari Pasaman Barat dengan kedalaman 10 kilometer. Gempa bumi ini merupakan gempa jenis kerak dangkal akibat aktivitas sesar aktif atau patahan aktif Sesar Besar Sumatera pada segmen Angkola.

Gempa ini menyebabkan dampak terparah atau VI MMI di Pasaman Barat, dimana getaranya dirasakan semua penduduk, kebanyakan terkejut dan lari keluar rumah. Dampak paling ringan masih dirasakan hingga ke Kabupaten Bangkinang, Provinsi Riau dengan II MMI.

“Terjadi 15 kali gempa bumi susulan dengan magnitude terbesar M4,2. Gempa utama 6,1 ini, sebelumnya didahului 1 kejadian gempa bumi pendahuluan dengan kekuatan M5,2. Gempa ini tipe 2, jenis gempa yang diawali gempa pembuka. Lalu diikuti gempa susulan,” ujar Dwikorita.

Dwikorita menghimbau masyarakat tetap tenang, dan tidak terpengaruhi isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. Hindari bangunan yang retak, hindari tebing atau lereng karena bisa menyebabkan longsor. Pastikan bangunan tempat tinggal tidak ada kerusakan akibat gempa. (*)

 

Related posts

Grand Prix Qatar Milik Enea Bastianini, Kado Istimewa Bagi Mendiang Fausto

dadali

BPOM Larang 5 Obat Sirup Ini Beredar, Menyusul Gagal Ginjal pada Anak

dadali

PON XX Papua, Ini Provinsi Paling Jago Main Game PUBGM

dadali
Select your currency
USD Dolar Amerika Serikat (US)