Image default
Trend

Erick Thohir Bocorkan Tips Kelola Klub Sepakbola

Erick Thohir Bocorkan Tips Kelola Klub Sepakbola

BIKINRILIS.COM — Minat kaum muda untuk merambah ke bisnis olahraga kini tengah menanjak di Indonesia. Terakhir adalah Prilly Latuconsina, seorang bintang film muda yang membeli Klub Sepakbola Persikota Tangerang yang kini tengah berlaga di Liga 3 Nasional.
Prilly masuk dalam jajaran milenial pemilik klub baru setelah Rafi Ahmad, Atta Halilintar, hingga Putra Presiden Joko Widodo Kaesang Pangarep. Masing – masing menjadi pengambil keputusan penting di klub RANS Cilegon FC, AHHA PS Pati FC, dan Persis Solo.  Tidak ketinggalan Mahendra Agakhan Thohir, putra Menteri BUMN Erick Thohir yang juga menangani Persis Solo bersama Kaesang Pangarep.
Erick Thohir sendiri bukan nama baru di kalangan pemilik klub bola. Bukan hanya klub bola dalam negeri, bisa jadi, baru Erick Thohir lah orang Indonesia yang berani mengelola klub asing di negara orang. Setelah membeli Inter Milan dan mengelolanya bersama Barbara Berlusconi, Erick Thohir juga memegang kepemimpinan di Oxford United, Inggris.
Oleh karena itu menarik ketika pada Senin (7 Februari 2022) lalu, Erick Thohir bertemu secara virtual dalam Instagram Live dengan Prilly Latuconsina. Ini menjadi ajang tepat buat Prilly Latuconsina mendapatkan wejangan dari pemain klub sepak bola yang lebih pengalaman. Apa saja tips yang dibagikan Erick Thohir kepada Prilly Latuconsina? Simak pembicaraan berikut ini:
Erick Thohir menyebutkan, dalam mengelola sebuah klub sepak bola, perlu kenali karakteristik industri sepak bola di dunia. Pertama, Total gaji pemain maksimal 55% dari pendapatan klub. Di Amerika Serikat konsep ini sangat dipegang teguh. Sementara di Eropa, sepakbola itu sangat didewa-dewakan, sudah menjadi konsumsi sehari – hari, sehingga terkadang mereka tidak disiplin dalam memegang batas gaji pemain, karena ingin memuaskan Fans mereka. Adapun di Indonesia masih perlu mencari bentuk, berdasarkan sumber pendapatannya.
Kedua, sumber pendapatan klub. Di Amerika Serikat, pendapatan dari Televisi yang tertinggi, lalu Ticketing, dan baru pendapatan dari Merchandise. Kalau di Eropa, sumber pendapatannya Televisi, Sponsorhip, Ticketing, baru Merchandise. Di Amerika Serikat, sponsorship bukan yang utama, namun Medianya sangat powerfull, sehingga perlu content sebanyak – banyaknya.
Adapun di Indonesia, berbeda lagi, kebanyakan klub masih tergantung pada sponsor, disusul kemudian Ticketing, Medianya sedikit, dan Merchandise – nya sedikit. Perbedaan sumber pendapatan tersebut akan menyebabkan cara mengatur budgeting setiap klub akan berbeda – beda.
Lebih jauh Erick Thohir mengingatkan, di industri sepak bola kerap muncul banyak godaan baik bagi pemilik klub maupun pemain. Ketika dipuji-puji karena kemenangan dalam pertandingan, ego pemilik klub kerap menutupi pertimbangan bisnis. Akibatnya kerap tidak disiplin dalam mengelola keuangan klub.
Hal penting lainnya menurut Erick Thohir adalah manajemen Fans. Fans merupakan darah dari kehidupan klub sepakbola. Pemilik klub sebaiknya menempatkan diri sebagai orang yang dipercaya oleh fans untuk mengelola aset bersama, yaitu klub sepakbola. Bahwa tanpa fans, club sepakbola tidak akan berjalan.
“Jadi saya sejak awal di sepakbola tidak pernah overpromise. Saya menjanjikan klub sehat, pemain baik, sehingga mampu bertahan jangka panjang. Ini terbukti, saat mengelola Persija sebagai Direktur Keuangan, alhamdulillah Persija juara. Saat di Persib juga jadi Wakomut, Persib juara. Lalu di Persis Solo, anak saya bersama mas Kaesang, saya bantu dari belakang, jadi juara juga. Jadi harus ada tujuan, tetapi hariannya harus dikelola juga. Seperti gas dan rem. Ego itu yang harus dibreakdown,” pungkas Erick Thohir.
Atas wejangan Erick Thohir tersebut, Prilly Latuconsina menyadari bahwa mengelola Tim Sepakbola bukan berarti harus memaksanya untuk selalu menang. Dirinya sebagai pemilik klub harus punya business strategy agar berkelanjutan.
“Semalam saya melihat beberapa tim yang sudah Terbuka (listing di bursa efek) di Indonesia dan luar negeri. Bagaimana keuangannya. Ada yang 44% dari merchandise dan komersial, dari sponsorship ada yang 32 persen. Ini pertualangan dan perjuangan baru bagi saya di dunia sepakbola,” ujarnya. (*)

Related posts

Aruna Crab Indonesia Tembus Amerika Utara  

dadali

Fakta – fakta Keren Bisnis Gim PUBG

dadali

Tertangkap Layar Kamera Uya Kuya, Erick Thohir Santap Roti Sobek Durian Binjai

dadali
Select your currency
USD Dolar Amerika Serikat (US)