Kerap Jadi Sasaran Serangan Siber,

RI Angkat Isu Arus Data Lintas Negara ke G20

BIKINRILIS.COM — Pengalaman tahun 2018 hingga 2019, ketika serangan siber atau cyber attack, meningkat 780 persen, menjadi salah satu alasan bagi Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Republik Indonesia untuk mengangkat isu arus data lintas negara ke forum G20. Indonesia mengusulkan agar negara – negara anggota G20 menyepakati Cross-Border Data Flow atau arus data lintas negara memiliki tata kelola yang disepakati bersama.

Pemerintah berupaya memperjuangkan kepentingan Indonesia dalam arus data lintas negara pada Digital Economy Working Group (DEWG) Presidensi G20 Indonesia mendatang. Sebelumnya, Kominfo mengajak seluruh pemangku kepentingan memberikan masukan mengenai arus data lintas negara tersebut.

“Pertukaran data lintas negara inilah yang Indonesia akan coba perjuangkan di level G20, supaya ada tata kelola yang lebih baik diantara negara-negara anggota G20,” ujar Juru Bicara Kementerian Komunikasi dan Informatika Dedy Permadi dalam Sofa Talk Series “Mengenal Lebih Dalam Isu Arus Data Lintas Negara” Kepemimpinan Indonesia dalam Isu Digital di Forum G20, yang berlangsung virtual dari Jakarta Pusat, akhir pekan lalu.

Menurut Dedy, kini dunia terpecah pada tiga cara tata kelola data. Pertama, open transfer of data yakni tidak adanya pembatasan pada transfer lintas batas data pribadi atau minim pembatasan transfer lintas batas data pribadi.  Dari 116 negara yang disurvei, terdapat 39 negara yang tergolong pada open transfer data. Misalnya Kamboja, Pakistan, Arab Saudi.

Baca juga:

Ini Senjata Bank Hadapi Ancaman Siber: Transformasi

Tingkat Melek Digital Masyarakat Indonesia Naik Tipis Jadi 3,49 di Tahun 2021

Sektor Sampah Bisa Serap 120.000 Pekerja Formal

Kominfo & HUB.ID, Mencari 50 The Best Start Up Baru