Image default
Pangan

Airlangga Hartarto: Ekspor Ikan Asin Indonesia Capai 8,96 Juta Kg

 

Airlangga Hartarto: Ekspor Ikan Asin Indonesia Capai 8,96 Juta Kg

 

BIKINRILIS.COM —- Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto menyebutkan volume ekspor ikan asin nasional pada periode Januari hingga November 2021 mencapai 8,96 juta kilogram (kg), sesuai dengan catatan Badan Pusat Statistik. Volume ekspor ikan asin tersebut senilai US$ 93,17 juta atau meningkat 0,69% dibandingkan periode sama tahun 2020 yang mencapai sebesar US$ 92,53 juta.

Sebagai negara maritim, Indonesia memiliki kekayaan biota laut yang melimpah, termasuk komoditas ikan. Selain bisa menjadi berbagai jenis makanan dari olahan ikan segar, ikan tersebut pun dapat diolah menjadi ikan asin. Kualitas Pengolahan Ikan Asin dari Industri Rumahan masih perlu terus ditingkatkan, agar dapat semakin berkontribusi terhadap produksi ikan asin nasional

Demikian diungkapkan Airlangga dalam siaran pers yang dikutip pada Minggu (13 Februari 2022), sebagai bagian dari kunjungan kerjanya di Provinsi Lampung, pada 12 Februari 2022. Pada kesempatan tersebut, Airlangga mengunjungi Pulau Pasaran, Kecamatan Teluk Betung Barat, Kota Bandar Lampung, dimana sebagian populasi penduduk di Pulau tersebut berprofesi sebagai nelayan dan pengolah ikan asin, khususnya ikan teri asin.

 

Baca Juga:

Indonesia Jalankan Proyek IFish, Selamatkan Populasi Unagi

Merger BUMN Klaster Pangan, Dari 6 Jadi 3 Perusahaan

2.520 Karang Hias Hidup Gagal Diselundupkan dari Mataram

 

Pulau tersebut dihuni sekitar 1.900 penduduk atau 342 Keluarga. Tenaga kerja yang menekuni industri rumahan ikan asin di pulau tersebut berjumlah sekitar 765 orang. Kebanyakan dari mereka adalah ibu rumah tangga yang berasal dari luar Pulau Pasaran.

“Bagus sekali usaha ibu-ibu yang mengolah ikan asin, jadi bisa membangkitkan perekonomian lokal di sini. Ikan asin juga menjadi salah satu makanan yang disukai masyarakat Indonesia, tidak hanya untuk konsumsi lokal, tetapi juga diekspor,” ungkap Airlangga.

Rata-rata produksi ikan teri asin di wilayah tersebut mencapai sekitar 3 ton per bulan untuk setiap pengolah, sehingga produksi totalnya diperkirakan sebanyak 120 – 150 ton per bulan atau sekitar 1.140 ton per tahun. Adapun beberapa jenis ikan teri asin yang diproduksi adalah teri nasi super, teri nasi biasa, teri buntiau, teri rc, teri jengki, dan teri katak. Rentang harga jual per kilogram dari yang termahal yaitu ikan teri nasi super senilai Rp120 ribu per kg sampai termurah yakni ikan teri katak senilai Rp50 ribu per kg. Produk tambahannya adalah cumi asin dan ikan tanjan.

 

Baca Juga: 

Aruna Crab Indonesia Tembus Amerika Utara

Sashimi Rasa Maumere Tembus Jepang dan Malaysia

Inspirasi Bisnis: Jepang Diguyur 10 Ton Gurita Beku Asal Aceh

Namanya Ikan Bubara, Potensi Bisnisnya Luar Biasa

 

Pemasaran ikan teri asin tersebut, sebanyak 50% dipasarkan ke DKI Jakarta, sebanyak 30% ke wilayah di Medan, Padang, Jambi, dan sekitarnya, kemudian sebanyak 10% ke wilayah di Karawang, Cianjur, Bandung, dan sekitarnya, serta 10% ke pasar lokal di Lampung.

Keunggulan ikan teri nasi Pulau Pasaran adalah dari cara mereka menjaga kulitas. Ikan teri direbus di atas kapal setelah penangkapan sehingga mutunya terjaga.

“Saya harap usaha pengolahan ikan asin di Pulau Pasaran ini akan semakin berkembang, sehingga akan berkontribusi lebih besar kepada produksi ikan asin di Indonesia. Untuk kualitas sebaiknya juga dapat semakin ditingkatkan agar menjadi pilihan ikan asin utama di negara ini,” pungkas Airlangga. (*)

Related posts

Minyak Goreng di Ritel Modern, Yogyakarta Langka, di Jakarta Berlimpah

dadali

Menteri Perdagangan Sebut, Keliling Indonesia Periksa Harga Minyak Goreng

dadali

Indonesia Bangun 130 Pusat Budidaya Ikan, Produksi Tak Lagi Tergantung dari Alam

dadali
Select your currency
USD Dolar Amerika Serikat (US)